Ketika Pejabat Harus Mengajar

Category: Segala Rupa • Author: Terry Endropoetro • Published on: 2017-03-11

Sebuah program Kementerian BUMN mewajibkan para pejabat Esolon 1 BUMN untuk kembali ke sekolah. Bukan untuk menuntut ilmu namun membagi ilmu. Berbagi pengalaman, informasi, membuka wawasan dan memberikan motivasi pada siswa SMU menjadi bentuk kontribusi nyata kepada masyarakat. Intinya, ilmu dan kepintaran itu harus dibagi, bukan disimpan sendiri.



Berita tentang BUMN Mengajar (begitu nama programnya) sudah sering saya baca. Dan beruntung, kali ini saya diberi kesempatan menyaksikan sendiri saat bapak Hari Setianto, Direktur Investasi & Keuangan PT ASABRI (Persero) berkunjung ke SMA Negeri 1 Purbalingga pada 4 Maret 2017 lalu.



Bapak Hari Setianto bersekolah di sana hingga lulus pada 1981. Lalu mengenyam pendidikan di STAN, Jakarta, kemudian melanjutkan pendidikan ke University of Birmingham, Inggris. Kini beliau menjadi seorang auditor, direktur, dan menduduki beberapa jabatan penting.



Pagi itu sekitar 300-an siswa kelas XII juga perwakilan kelas X dan XI, sudah duduk bersila rapi di aula, siap mendengar cerita 'kakak kelas' berbagi pengalaman dan berbagi tip sukses di dunia kerja.






TAMBAH ILMU & 2 KELAS BARU

PT ASABRI (Persero) tempat bapak Hari Setianto menjabat, kependekan kata dari Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang bergerak di bidang asuransi sosial dan pembayaran pensiun khusus untuk prajurit TNI, anggota POLRI, juga pegawai negeri sipil Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dan POLRI.



Selain dana pensiun, PT ASABRI (Persero) juga mengurus jaminan hari tua, jaminan kecelakaan kerja, hingga jaminan kematian. Jadi bila terjadi kecelakaan saat menjalankan tugas, perawatan, santunan cacat, gugur di medan tempur, hingga biaya pemakaman semua sudah diurus. Begitu juga uang duka, dana santunan, dan bantuan beasiswa. Pokoknya para tentara dan Polri bisa tenang menjalankan tugas menjaga negara.



Divisi Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) merupakan perpanjangan-tangan PT ASABRI (Persero) untuk memberikan bantuan kepada masyarakat. Seperti pembenahan rumah dan MCK atau pembangunan gedung sekolah. Bentuk sumbangan pun bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Contohnya, bantuan televisi dan parabola untuk pos-pos jaga di perbatasan negara. Tenyata barang yang kita anggap hal biasa, bisa menjadi sangat berharga bagi para penjaga perbatasan yang harus tinggal jauh dari keramaian, di tengah hutan, atau di pulau terpencil. Duh, terharu ya....



Bersamaan dengan acara BUMN Mengajar, bapak Zulkarnaen (Ketua PKBL ASABRI) secara simbolik menyerahkan dana sebesar Rp287 juta kepada bapak Kustomo Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Purbalingga, disaksikan Wakil Bupati, ibu Dyah Hayuning Pratiwi. Rencananya dana tersebut akan digunakan untuk membangun 2 kelas baru. Waaah, biar semua tambah semangat belajar.





Penyerahan dana PKBL PT.ASABRI, disaksikan Wakil Bupati Purbalingga, ibu Dyah Hayuning Pratiwi.



Satu hal lain yang baru saya ketahui. Walaupun tak semua pegawai PT ASABRI adalah tentara, tapi soal kedisiplinan ketentaraan tetap lekat terasa. Ini menjadi jawaban rasa penasaran saya yang sempat mempertanyakan mengapa sejak berangkat dari Jakarta semua perkataan diawali dengan kata "Mohon izin" dan semua pernyataan atau perintah dijawab dengan kata "Siap!"



9 KUNCI SUKSES

Beberapa guru dan siswa bertanya kepada bapak Hari Setianto tentang kunci sukses beliau. Bukan mereka saja, saya pun tertarik dan menyimak baik-baik.



1. Hidupkan Mimpi.

Miliki cita-cita dengan visi yang jelas, yakin dan berusahalah agar cita-cita itu tercapai.



2. Jangan Takut Gagal!

Karena memang selalu ada pengalaman yang bisa diambil dari setiap kegagalan.



3. Manfaatkan Kesulitan.

Jangan merasa menjadi korban dalam sebuah masalah. Atasi tantangan yang ada, karena setiap peristiwa bisa dijadikan pelajaran.



4. Otentik dan Tetap Kreatif.

Percayalah setiap orang memiliki bakat, keahlian, dan kelebihan masing-masing. Menurut survey, 60% kesuksesan memang berdasarkan softskills masing-masing. Jadi pertahankan kreativitas dan jadikan semua pengalaman hidup sebagai pembelajaran.



5. Tetap Membumi.

Jadilah orang yang selalu bersikap baik (dengan kepribadian yang sama) di setiap lingkungan. Selaraskan kehidupan kerja, keluarga, teman, dan masyarakat.



6. Miliki Tim Pendukung.

Bergaullah dengan orang-orang yang tepat. Pilih orang-orang yang dipercaya dan terbuka pada kritik.



7. Terapkan Nilai & Prinsip.

Memegang teguh moral dan pahami bahwa terkadang dalam setiap kejadian juga membutuhkan pengorbanan.



8. Bangga jadi Bangsa yang Besar.

Kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya, Majapahit, Mataram pernah berjaya, bagian dari sejarah Indonesia. Dan kita akan tetap menjadi bangsa yang besar.



9. Jangan Berhenti Berdoa.

Cita-cita kandas bukan karena kita gagal mencapainya. Tapi lebih karena kita putus asa. Jadi jangan berhenti berdoa, bagaimanapun hanya dengan berkah Tuhan Yang Maha Esa segalanya akan berjalan sesuai dengan yang kita harapkan.



Soal kunci sukses dan kegigihan mencapai cita-cita tetap berlanjut hingga sesi tanya jawab. Seorang siswi yang maju ke depan, bercita-cita menjadi Polwan. Walaupun berulang kali ditanya, "Mau jadi model atau presenter?" Ia tetap pada pendiriannya. Sekali mendayung dua karier bisa dicapai, sekarang Polwan cantik bisa sekaligus tampil sebagai presenter di televisi lho. Betul kan?



Setiap pertanyaan dan jawaban berbalas hadiah. Saking semangatnya, pertanyaan belum selesai pun sudah ada yang mengacungkan tangan. Suasana menjadi riuh ketika seorang siswa berusaha keras mengingat 10 titel yang dimiliki bapak Hari Setianto. Ak, MSocSC, CIA, CCSA, CISA, CGAP, QIA, CGAP, CFE, CRMP. Walaupun tak semuanya tersebut, tapi hadiah tetap didapat. "Sudah ada usahanya," begitu kata beliau.









BELAJAR PUN PERLU HIBURAN

Saya sempat takjub ketika diberitahu bahwa SMA Negeri 1 Purbalingga memiliki 28 ekstra kurikuler. Salah satu yang membuat sekolah ini menjadi sekolah favorit. Beberapa di antaranya ditampilkan di acara BUMN Mengajar.


Kelompok tari tampil menyambut bapak Hari Setianto, bersama Bupati Purbalingga, bapak Tasdi, SH, M.M, dan Wakil Bupati Purbalingga ibu Dyah Hayuninhg Pratiwi, di pintu gerbang sekolah teruas mengiringi hingga ke aula tempat acara.



Kelompok paduan suara menyanyikan lagu Gundul-gundul Pacul dengan alunan yang modern. Sementara di akhir acara Rizky Widya, mendalang diiringi kelompok musik dan karawitan.









Acara belum selesai. BUMN Mengajar memberi kejutan untuk para siswa. Suasana aula yang semula tenang mendadak berubah histeris ketika sosok Judika, Soimah, dan Candil yang dibawakan Hardy Tobing, Nana, Roby Rock tampil di panggung. Walaupun ada insiden listrik padam. Tapi suasana tetap gegap gempita. Tak ada lagi yang duduk bersila di lantai. Semua berdiri, melompat-lompat, berjoget, dan tentunya wefie bersama. Penutupan acara yang sempurna, karena hidup memang harus seimbang. Tak melulu belajar, kita juga perlu hiburan.█




Ibu Pipin Hari Setianto bersama Candil, Soimah, dan Judika 'jadi-jadian'






Baca juga: Makan 'Kilat' di Purbalingga

Comments

No comments yet. Be the first to comment!

Leave a Comment