Masjid Baitussyakur, Batam
Category: Rumah Ibadah • Author: Terry Endropoetro • Published on: 2015-10-04
Warna biru yang mendominasi bangunan menara dan gerbang masjid ini, membuat saya tergerak mampir memotret. Ketika Fetty Suwande, teman yang mengantar keliling Batam bertanya apakah saya mau sekalian menunggu adzan Dzuhur dan menunaikan sholat di situ, saya menolak, karena kami harus memburu waktu untuk ke tempat lain.
Padahal kalau dihitung-hitung, kumandang adzan mungkin tinggal 5 menit lagi. Seharusnya sambil duduk menunggu,saya bisa bertanya-tanya perihal sejarah masjid di kawasan (Sei) Jodoh ini.
Sepulang dari sana melalui internet barulah saya tahu, bahwa masjid tersebut adalah salah satu masjid tertua di pulau Batam. Dulu di sekitar masjid terdapat komplek pemakamam. Namun ketika mulai ada pembangunan kota modern, masjid tersebut direnovasi. Makam-makam pun di pindah ke lain lokasi.
Kecuali 7 buah makam yang menurut cerita penduduk setempat 'tak mau dipindah'. Salah satunya adalah makam Laksamana Datuk Hitam, seorang pendekar keturunan Melayu Bugis yang gigih melawan VOC. Beliau hidup di zaman kekuasaan Raja Ali Fisabilillah Yang Dipertuan Muda Riau ke-IV. Berarti kemungkinan besar, masjid ini dibangun sekitar zaman 1700-an.
Fetty pun baru tahu sejarah ini, karena dia memang baru 2 bulan tinggal di Batam, Dan kami berdua pun menyesal tak berkesudahan. Hikmah yang saya ambil dari perjalanan ini adalah usahakanlah melakukan sholat masjid tertua di daerah yang dikunjungi, karena pasti ada banyak cerita di dalamnya. ◼
Comments
No comments yet. Be the first to comment!
Leave a Comment