Kuliner & Kesabaran
Category: Icip-icip Kuliner • Author: Terry Endropoetro • Published on: 2015-03-16
Tak hanya resep yang tepat untuk mendapatkan makanan yang lezat, tapi ada aturan cara membuat. Dan ternyata untuk beberapa jenis makanan, kesabaran ekstra adalah 'bahan' yang mutlak dibutuhkan.
KUE 8 JAM
Di Palembang, ada kue yang dinamai sesuai dengan lama proses pembuatannya, yaitu Kue 8 Jam. Konon di masa lalu, kue ini hanya bisa dinikmati oleh kalangan bangsawan dan orang berpunya. Dihidangkan sebagai simbol tingkatan sosial seseorang saat menggelar perhelatan besar. Hal ini bisa dimaklumi, karena di kala itu telur bebek, gula, mentega, dan susu kental bukan barang yang murah dan mudah dicari.
Menjelang perhelatan, biasanya ada tukang masak khusus yang membuat kue ini. Adonan kue dituang dalam loyang dan dikukus dalam dandang besar. Selama dikukus, tukang masak tak boleh lalai menambahkan air ke dalam dandang dan memeriksa tungku bara api ‐yang dulu menggunakan sabut kelapa atau kulit durian‐ agar panasnya tak berkurang.
Setelah 8 jam, kue didinginkan terlebih dahulu sebelum kemudian dipanggang. Hasilnya kue berwarna kecokelatan, bertekstur lembut, kenyal, agak berminyak, dengan rasa manis legit yang mengigit.
Kesabaran tak berhenti sampai di situ. Bila tukang masak hendak menikmati kue yang dibuatnya, ia pun harus sabar menunggu hingga acara usai. Itu pun kalau ada kue yang bersisa, itu pun kalau diberi oleh tuan rumah.
Kini, Kue 8 Jam sudah bisa dinikmati oleh semua orang. Dengan teknologi gas menggantikan tungku dan bara api, namun lama proses pembuatannya masih sama, agar hasilnya tetap memiliki tekstur yang bagus, tidak, hancur, dan tahan berhari-hari. Artinya kesabaran masih tetap menjadi 'bahan' yang utama.
DODOL BETAWI
"Sebagaimana menjalankan ibadah puasa, membuat dodol Betawi pun merupakan simbolisasi kesabaran bagi warga Betawi," kata JJ Rizal, sejarawan yang orang Betawi asli. "Bila hendak membuat dodol, semua pekerjaan akan ditinggalkan, semua tenaga dan pikiran dicurahkan untuk 'belajar' melatih kesabaran."
Proses pembuatan dodol dilakukan oleh lelaki, termasuk berbelanja beras ketan sebagai bahan utamanya. Uji kesabaran pun sudah dimulai saat menampi beras ketan, memisahkan dari kotoran agar tak terikut saat dimasak. Setelah itu mencuci beras ketan dan menumbuknya hingga halus.
Santan kelapa yang digunakan pun biasanya berasal dari kelapa yang baru dipetik. Lalu diparut, sebagian dijadikan santan, sebagian lagi dibuat menjadi minyak kelapa yang dipakai dalam campuran dodol agar kualitasnya makin baik.
Proses pembuatan dodol betawi yang memakan waktu 2 hari, 2 malam ini kita bisa belajar tentang kearifan lokal. Antara lain saat menakar harus jeli tak boleh dikurangi atau berlebihan, tak boleh juga berkata-kata kotor atau sembarangan, apalagi mengeluh saat sedang mengaduk. Bisa dibayangkan betapa lelahnya mengaduk adonan dodol yang kental tanpa henti. Kalau hal-hal tersebut dilanggar, niscaya dodol tak akan jadi.
Konon, di sini pulalah para wanita dapat menilai kesabaran dan kepribadian lelaki Betawi.
KUE LAPIS
Jangankan membayangkan lapis legit dengan 'seribu' lapisan tipisnya, membayangkan proses membuat kue lapis jajanan pasar yang berwarna-warni saja sudah bikin saya gentar.
Di antara panasnya uap dari langseng ‐dandang kukusan‐ loyang diisi dengan adonan tepung beras, tepung sagu, santan, gula, dan garam yang sudah diberi pewarna, ditunggu hingga matang, lalu dilapisi lagi dengan adonan dengan warna berbeda, ditunggu hingga matang. Begitu terus menerus, berlapis-lapis, hingga adonan habis.
Tak tega rasanya bila langsung melahap kue lapis dalam satu suapan. Dengan menyantapnya selapis demi selapis, maka kita bisa lebih menghayati kesabaran pembuatnya.
Ini baru 3 saja contoh dari sekian banyak kuliner #MahakaryaIndonesia yang dimiliki negeri ini, yang dalam proses pembuatannya memerlukan kesabaran tinggi. Dengan resep yang diwariskan secara turun-temurun, berarti sebenarnya dari dulu nilai kesabaran sudah menjadi nomor satu. Oleh karena itu seharusnya kita tak berhak protes soal harganya yang mahal, bila tahu bagaimana makanan tersebut diproses, karena kesabaran itu tak ternilai harganya.
Comments
No comments yet. Be the first to comment!
Leave a Comment