Rencana Berlibur ke Yogyakarta

Category: Jalan-jalan • Author: Terry Endropoetro • Published on: 2020-03-28

Setelah lebih dari satu bulan tak juga menemukan waktu yang cocok. Akhirnya kami bisa sepakat. Rasanya waktunya pas untuk liburan bersama. Ayo, pergi! Di penghujung bulan Maret ini.



"Yogyakarta!" Itu tujuan yang saya, AndrewTukang Ngider, Adhit Lanae, Beyon Destiano, Dioznardo, Dedi Tarot Darma, dan Rere Atemalem sepakati. Kota yang tepat untuk para wisatawan dengan dana terbatas seperti kami.



Lagi bokek, kok ngotot mau liburan? Ini juga karena kami masing-masing punya selembar voucher kereta ekonomi. Kami rombongan tak mau rugi. Sayang rasanya menyia-nyiakan kesempatan bisa naik kereta gratis. Jadi ke mana yang bisa libur murah meriah? Yogyakartalah tempatnya.



Pada awal Maret lalu, dengan perundingan yang alot akhirnya kami sudah menentukan tanggal liburan, 28 - 31 Maret. Voucher yang kami dapat, ditukar dengan tiket kereta ekonomi premium KA Senja Utama Yogyakarta. Berangkat pada Sabtu, 28 Maret 2020 dari Stasiun Pasar Senen jam 18.55. Sip! Serentet tanda bukti tiket sudah di tangan.






Karena voucher hanya untuk satu kali perjalanan, artinya tiket pulang ke Jakarta harus dibeli. Melalui KAI Access, kami cari kereta yang termurah. Sepakat untuk membeli KA Bengawan (Lempuyangan - Pasar Senen) dengan harga tiket Rp74.000, yang masih menyisakan banyak tempat duduk.



KA Bengawan adalah kereta ekonomi jarak jauh termurah. Kereta ekonomi 'gaya lama', tempat duduknya masih saling berhadapan, dengan posisi sandara tegak lurus. Di sisi kiri tempat duduknya untuk 2 orang, di sisi kanan untuk 3 orang.



Masalah? Tidak. Selama dilakukan bersama-sama. Apalagi kami masih mendapatkan nomor kursi yang saling berdekatan. Paling-paling berantem karena berebut ruang untuk menyelonjorkan kaki.



Penginapan di Yogyakarta juga langsung dipesan. Soal ini Rere memang jagonya. Ia berhasil mendapat penginapan murah, Rp145.000 per orang untuk 2 malam, lokasi penginapan pun mudah menjangkau pusat kota. Kalau nanti harus patungan taksi online ongkosnya tak terlalu mahal. Separah-parahnya masih bisa jalan kaki ke Malioboro, kata saya dan disambut tatapan sadis semua orang.



Karena cermat dalam berhitung, semua urusan uang dan transferan diserahkan ke Andrew. Belum-belum saya sudah girang, Beyon sudah sibuk memikirkan kostum apa yang akan ia bawa, Adhit mengangguk-angguk setuju, Dedi sudah mempersiapkan fisik agar sehat saat liburan, dan Dioz sudah mengatur, "Pagi-pagi makan bubur gudheg di depan pasar Beringharjo, ya."



Tak hanya kami yang senang, Bagus Triatmojo, teman dari Cepu langsung mengirim pesan akan bergabung dan Saba Rian Nugraha, teman dari Bandung sudah langsung hendak mengajukan cuti. Bahkan Arief Pokto berkata, "Aku lihat jadwalku, nanti aku susul kalian ke sana."



Seminggu berlalu. Dan tersiarlah kabar bahwa wabah corona mulai masuk ke Indonesia. Dari hari ke hari, berita makin santer. Beberapa dari kami mulai resah, sebagian lagi masih pasrah.



"Jadi kita ke Yogyakarta?" begitu pertanyaan di dalam group whatsapp. Masih ada keinginan berangkat, tapi mulai ada keraguan.



Tepat seminggu yang lalu, akhirnya kami sepakat memutuskan liburan dibatalkan. Sedih? Iya. Kecewa? Iya. Tapi mana seru, liburan kok suasananya sendu.



Mana mungkin juga berlibur di saat seperti ini, sementara anjuran untuk di rumah saja 'dikumandangkan' di mana-mana. Saat jaga jarak menjadi cara untuk mengurangi penyebaran penyakit, lalu kami di penginapan akan dalam satu kamar bersama-sama. Yang ada nanti malah saling menjauh.



Sudah pasti suasana di Yogyakarta juga tidak kondusif. Banyak tempat-tempat yang ditutup. Kalau kami tetap pergi, lalu apa yang akan kami lakukan? Bisa saja foto-foto, mumpung sepi di semua sudut kota. Tapi pasti bakal dihujat orang sedunia. Eksis boleh, tapi bukan dengan melakukan hal-hal konyol seperti itu.





Karena berupa voucher, tiket berangkat sudah tak bisa dibatalkan, tapi tiket kepulangan masih bisa, dengan pengembalian 100% tanpa potongan. Pasti bukan kami saja yang membatalkan kepergian, ribuan orang juga akan berfikiran sama. Semua sudah diantisipasi oleh PT Kereta Api Indonesia, apalagi wabah ini berdampak dengan pembatalan lebih dari 40 perjalanan kereta lintas Jawa.

Pada Jumat, 27 Maret 2020, ponsel saya menerima pesan dari KAI121



"Pelanggan Yth

Sebagai bentuk dukungan program pemerintah tentang pencegahan COVID-19, perjalanan Anda tanggal 28 Maret 2020 dengan KA SENJAUTAMAYK (148), Kbooking FFV31XN dipindahkan ke KA MATARAM (140) kursi Eks-3/03A berangkat dari Pasar Senen jam 21:05. Tiket dapat dibatalkan dengan refund 100% di luar bea pesan bila tidaknberkenan, maksimal 3 hari dari tanggal berangkat. Mohon maaf - KAI121."



Lewat whatsapp group saya langsung menghubungi teman-teman "Wooooi! Tiket kita di-upgrade dari ekonomi jadi eksekutif! Wohoooo!"



Kami cuma bisa tertawa-tawa. Sudah tidak ada yang bisa kami lakukan. Tapi kami tidak bilang liburan ini gagal. hanya tertunda. Yang penting sehat dulu semua, ya. Biar kelak bisa jalan-jalan lagi, suka ria sama-sama. █

Comments

No comments yet. Be the first to comment!

Leave a Comment