Serba Raksasa di Surabaya

Category: Rumah Ibadah • Author: Terry Endropoetro • Published on: 2013-03-13

Pantai Ria Kenjeran, Surabaya merupakan sebuah obyek wisata yang tak hanya menyediakan fasilitas bersenang-senang, tapi juga tempat-tempat menarik untuk berziarah dan beribadah, dengan obyek 'seukuran raksasa.'

PATUNG BUDDHA 4 WAJAH

Saat memasuki halaman yang luas, dengan kolam panjang dan hiasan air mancur berbentuk bunga teratai, sudah langsung terlihat sebuah stupa raksasa di kejauhan. Bangunan dengan empat pilar berwarna kuning keemasan dan atap berbentuk stupa berujung lancip, menaungi patung raksasa Sang Buddha dalam posisi duduk di atas singgasana berwarna merah.


Dibuat pada 2003, patung Maha Brahma, She Mien Fo atau Buddha 4 Wajah setinggi 9 meter ini dilapisi kertas emas 22 karat yang diimpor dari Thailand. Kalau ditambah dengan tangga, panggung, bangku, dan atap stupa, tinggi keseluruhannya adalah 36 meter dari tanah.






Ke-4 wajah Buddha masing-masing menghadap Utara, Barat, Selatan, dan Timur seakan memperhatikan tingkah laku manusia-manusia di penjuru bumi. Empat pasang tangannya masing-masing dalam posisi berbeda memegang benda-benda suci, seperti tasbih, bunga teratai, tombak, dan mangkuk, juga bola api.


Walau tak boleh menaiki tangga, dari tempat saya berdiri di sisi pagar pun tampak jelas betapa detilnya patung tersebut dibuat. Mulai perhiasan, mahkota, benda-benda suci, hingga kain yang digunakan membalut kaki Sang Buddha.



Selain patung Sang Buddha, ada pula patung Ganesha ‐dewa ilmu pengetahuan, serta patung gajah setinggi 4 meter. Lampu-lampu taman yang terbuat dari perunggu dan tembaga menjadi penghias halaman di sekitar stupa.



PATUNG DEWI KWAN IM

Dari lokasi patung Buddha, saya menyeberangi jalan menuju Vihara Sanggar Agung. Seorang lelaki duduk di dekat pintu gerbang, di sebelahnya bertumpuk beberapa keranjang berisi burung gereja untuk ritual fangshen. Sebuah ritual yang dilakukan dengan membeli burung dan kemudian melepaskannya kembali ke alam bebas, dipercaya sebagai 'pengantar doa' keberuntungan.


Ada sedikit nuansa Hindu-Jawa pada bangunan luar, pagar, dan atap vihara yang dibangun pada 1999 ini. Sementara saat menjejakkan kaki di pintu masuk. Suasana yang khas langsung terasa, ruangan yang dipenuhi asap dari lilin-lilin raksasa berwarna merah dan harum aroma dupa yang menyala.





Terdapat beberapa ruangan luas yang berisi patung dewa-dewa, di hadapannya aneka makanan dan buah yang menumpuk di atas meja sesaji. Patung-patung dewa ini berasal dari kelenteng Kong Bio yang pernah dibangun (dan kemudian hancur) pada 1978 di sekitar lokasi.


Halaman belakang adalah pelataran luas berlantai beton yang merupakan hasil reklamasi pantai selat Madura. Sebuah gerbang tinggi bertingkat membatasi daratan dan laut. Gerbang langit ‐seperti yang biasa disebut, membelakangi selat Madura. Dijaga sepasang patung naga berwana hijau yang menjunjung patung Dewi Kwan Im setinggi 20 meter di atasnya. Di sisi patung Dewi Kwan Im ada dua patung kecil Shan Nan dan Tong Nu di kanan-kirinya, dan agak di bawah berjajar patung 4 Raja Langit pelindung 4 penjuru dunia.




PAGODA TIAN TI

Tian Ti berarti langit dan bumi. Pagoda ini berupa bangunan bulat berdiameter 60 meter dengan ketinggian 58 meter merupakan bangunan yang sangat besar dengan tiga tingkat, terdiri dari tiga tingkat.



Pagoda ini meniru sebuah pagoda kuno di Beijing, Tiongkok. Didominasi warna merah dan biru, serta hiasan ornament pada bangunannya mengingatkan pada pagoda-pagoda di dataran tinggi Tibet.



Mungkin karena saat berkunjung bukan pada akhir minggu, pintu bangunan ini tertutup dan dikunci. Walaupun katanya bagian dalamnya hanya ruangan kosong yang luas, tidak pernah dipakai untuk kegiatan apa pun. Karena bangunan ini memang sengaja dibangun sebagai obyek wisata.

Comments

No comments yet. Be the first to comment!

Leave a Comment