Masjid Cheng Hoo, Surabaya
Category: Rumah Ibadah • Author: Terry Endropoetro • Published on: 2013-03-13
Cheng Hoo, seorang kasim muslim yang memimpin ekspedisi pelayaran Dinasti Ming pada 1405 dengan 307 buah jung (kapal layar). Dalam tujuh kali ekspedisi pelayaran yang dilakukannya, enam di antaranya 'mampir' di pulau Jawa. Jadi bisa dibayangkan, bagaimana eratnya hubungan negeri Tiongkok dengan kerajaan Majapahit saat itu. Sambil melakukan ekspedisi dan berdagang inilah, Cheng Hoo menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.
Begitu pula motif-motif hiasan di langit-langit teras dengan warna-warna kuning, hijau, biru khas negeri bambu. Papan yang digantung di atas pintu masuk bangunan pun berhuruf Cina, kalau tak melihat kalimat berhuruf latin: Masjid dMuhammad Cheng Hoo, mungkin saya terus mengira bangunan ini sebuah kelenteng atau vihara.
Barulah kemudian setelah diperhatikan, ada juga elemen-elemen Islami di sini, antara lain huruf bertuliskan Allah di atas 'kubah' pagoda. Sebuah bedug yang tergantung di sisi masjid, dan kaligrafi bundar berwarna emas menghias dinding di dekat pintu masuk. Dibanding tampak luarnya, bagian dalam masjid lebih bergaya Islami dengan banyaknya kaligrafi di bagian dalam kubah, maupun di dekat relung mimbar.
Masjid di kawasan Ketabang, Surabaya ini dibangun pada 2001 oleh masyarakat muslim Tionghoa Surabaya, untuk mengingat jasa besar Cheng Hoo. Dibangun sedemikian rupa dengan sisi kanan dan kiri bangunan yang terbuka membuat suasana bagian dalam masjid tidak pengap. Kaligrafi berbentuk bundar di dinding bagian depan masjid pun, selain sebagai hiasan juga berfungsi sebagai jendela dan ventilasi.
Comments
No comments yet. Be the first to comment!
Leave a Comment