Kejarlah Ilmu sampai ke Negeri Cina
Category: Segala Rupa • Author: Terry Endropoetro • Published on: 2019-07-13
Kejarlah ilmu sampai ke negeri Cina. Pepatah itu sungguh dilakukan oleh dua orang yang lulus dari Nanjing XiaoZhuang University, membawa pulang gelar Bachelor of Engineering dan Bachelor of Economic. Padahal mereka adalah mahasiswa Teknik Informatika dan Manajemen Akuntansi di Universitas Esa Unggul Jakarta. Kok, bisa?
Berbeda dengan Rahman yang menjadi mahasiwa Program Joint Degree sejak awal, Sylvia mendaftar ke Universitas Esa Unggul sebagai mahasiswa Program Internasional biasa. Tapi karena nilai dan prestasinya, Silvia mendapat kesempatan beasiswa untuk pindah ke kelas Joint Degree dan di tahun ketiga kuliahnya, berangkatlah ia ke Negeri Tirai Bambu.
Universitas Esa Unggul memiliki Program Internasional untuk jurusan Akuntansi, Manajemen Bisnis, Informatika, Sistem Informatika, Desain Komunikasi Visual, Desain Intrior, dan Desain Produk. Sebagian besar perkuliahan menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar, difasilitasi dengan connecting class yaitu perkuliahan teleconference dengan dosen atau professional dari luar negeri, juga program pertukaran mahasiswa atau program magang di beberapa negara.
Mengapa Universitas Esa Unggul memilih Tiongkok? Bukan Amerika atau Amerika? Eh, jangan salah. Tiongkok merupakan negara dengan ekonomi terkuat di dunia. Tidak berhenti di Tiongkok, beberapa tahun ke depan, sudah ada wacana juga untuk menjalin kerjasa dengan beberapa universitas di Korea dan Jepang. Negara-negara yang memeiliki pengaruh besar pada perekonomian dunia.
Kampus pusat Universitas Esa Unggul.
(kiri - kanan): Muhammad Aulia Rahman, Dr. Fransiskus Andikara, S.Kom, M.MSI, Arityaningrum Widayati, S.Sos, Sylvya Septika.
Rahman dan Sylvia menceritakan beberapa pengalaman menarik mereka. Paling tidak bisa terbayang, apa yang akan dihadapi saat kuliah di negeri orang.
1. BAHASA JADI KENDALA
Karena Program Internasional dan Joint Degree ini dipersiapkan untuk lapangan kerja dengan persainagn global, bahasa Inggris dan Mandarin selama 4 semester adalah mata kuliah wajib. Sehingga ketika lulus, mahasiswa sudah menguasai 3 bahasa.
Namun nyatanya, walaupun sudah dengan persiapan yang dirasa cukup, tetap saja di bulan-bulan pertama di NXU mereka seperti orang gagu. Pada kenyataannya, mereka menghadapi banyak sekali logat dalam bahasa Cina. Telinga, otak, dan lidah mendadak ‘nggak kompak’. Beruntungnya, karena banyaknya mahasiswa internasional di sana, meeka saling membantu.
2. PERTAHANKAN NILAI
Selama masa perkuliahan di Indonesia, mahasiswa Program Joint Degree harus mempertahankan nilai IPK mereka minimal 3,5. Sehingga selama kuliah di NXU, mereka tidak kaget dengan standart nilai di sana dan tetap bisa bersaing dengan mahasiswa lain.
Walau mempertahankan nilai sesuai standart bukan hal mudah, serius dan fokus adalah kunci utama. “Yang jelas harus cepat belajar menyesuaikan diri dengan memperlancar bahasa,” aku Rahman tersipu-sipu yang mengaku sempat ‘kehilangan’ sekian 0,0 sekian nilai IPK-nya.
3. HIDUP IRIT DI NEGERI ORANG
“Untuk program Joint Degree, mahasiswa hanya perlu mempersiapkan uang saku untuk biaya tiket dan makan sehari-hari. Biaya-biaya untuk asrama dan perkuliahan lainnya sudah ditanggung oleh Universitas Esa Unggul sesuai dengan biaya yang dibayarkan di awal perkuliahan,” kata Arityaningrum Widayati, S.Sos, Kepala Biro Marketing Program Internasional.
Menurut Rahman dan Sylvia, uang saku Rp2 juta sebulan sudah cukup. Asal tetap dengan gaya hidup sederhana ya. Biaya terbesar adalah untuk makan. NXU sendiri menyediakan kantin mahasiswa. Ada kantin halal, ada yang non halal. Pilihan menu makanannnya banyak, porsinya besar, dan harganya harga mahasiswa.
“Enaknya lagi, nasi boleh ambil tidak dibatasi. Boleh tambah berkali-kali,” kata Syvia, yang mengaku sering membungkus nasi untuk diawa pulang ke asrama.
4. PERBEDAAN MUSIM
Selain uang saku, bahasa, dan prestasi, kemampuan beradaptasi dengan alam pun harus dipersiapkan. Karena ada musim dingin di Tiongkok, yang jelas bisa berpengaruh pada kesehatan. Tapi yang paling menyenangan dari musim dingin adalah, ada salju di sana.
Mahasiswa-mahasiswi Program Internasional dan Joint Degree Universitas Esa Unggul.
Lalu muncul pertanyaan, kalau mau kuliah di luar negeri mengapa harus Universitas Internasional Esa Unggul? Alasan paling realis adalah Universitas Esa Unggul mencetak mahasiswa yang siap menghadapi dunia kerja dan persaingan global.
Universitas Esa Unggul sudah bekerjasama dengan beberapa BUMN. Para mahasiswa bisa melakukan program magang di salah satu BUMN. “Sejak 2016 sampai sekarang, universitas ini menjadi 1 dari 10 perguruan tinggi di Indonesia dengan permohonan desain industri terbanyak. Jelas peluang kerja menjadi lebih besar,” kata Dr. Fransiskus Andikara, S.Kom, M.MSI, Direktur Kampus Internasional Universitas Esa Unggul.
Tak bisa dipungkiri bahwa Indonesia juga sudah masuk ke persaingan global. Kebutuhan Internasioanl ada pada talenta generasi muda. Masa depan sudah di depan mata. Jadi, kesempatan yang ada tak boleh disia-siakan. █
UNIVERSITAS ESA UNGGUL KAMPUS INTERNASIONAL
Website: www.esaunggul.ac.id
Email: IP@esaunggul.acc.id
Comments
No comments yet. Be the first to comment!
Leave a Comment