Kang Maman & Kuliner Tradisional

Category: Icip-icip Kuliner • Author: Terry Endropoetro • Published on: 2015-03-05

Siapa pun boleh berkomentar tentang makanan, tak terkecuali Maman Suherman yang lebih dikenal dengan julukan Kang Maman, seorang wartawan dan konsultan kreatif. Apa katanya tentang kuliner tradisional?


Dalam acara diskusi 'Peluang dan Tantangan kuliner Nusantara untuk Masuki Peta Kuliner Dunia,' yang digelar oleh Kecap Bango dan dihadiri juga oleh JJ. Rizal (sejarawan), William Wongso (pakar dan praktisi kuliner), dan Bayu Amus (seorang food blogger) ini, Maman Suherman secara pribadi menganggap Indonesia adalah sekeping surga yang jatuh ke bumi. "Bayangkan ada 13.466 pulau, kalau saja kita dikasih kesempatan tiga hari berkunjung di setiap pulau kita butuh waktu 110 tahun 6 bulan untuk selesai. Bayangkan juga kalau setiap pulau mempunyai 'cuma' 27 kuliner tradisional, akan 110 tahun juga untuk mencicipi seluruh kuliner kita. Tak kan cukup pula usia kita.



Pertanyaan yang paling mendasar, dengan potensi sedemikian besar. Mampukah kita menjadi tuan rumah yang tangguh di tengah serbuan masakan-masakan luar negeri. Dan yang lebih penting, mampukah kita mewujudkan apa yang diucapkan Presiden, RI, Joko Widodo bahwa kuliner Indonesia bisa menaklukkan dunia."

Maman sempat menyimpulkan bahwa bapak bangsa kita adalah seorang ibu, yaitu R.A.Kartini, yang mengumpulkan resep-resep hidangan yang pernah disantapnya, menuliskannya dengan menggunakan aksara Jawa.


"Kata-kata terdiri dari huruf yang terserak, yang kemudian membentuk kata. Susunan kata menjadi kalimat yang akan sempurna jika antar satu kata dengan kata yang lain ada jeda. Demikian juga dalam kehidupan, kita perlu jeda dan itu adalah libur. Bila kita hilangkan huruf L dan R, maka yang tersisa adalah IBU. Dan tak dipungkiri, liburan yang terindah adalah pulang ke kampung halaman, pulang ke rumah ibu, merasakan kembali masakan ibu. Dan ibu kita semua adalah ibu pertiwi. Jika mengaku cinta pada ibu pertiwi, maka mari kita makan makanan tradisional, dan melestarikan makanan Indonesia," kata Maman menutup diskusi.

Comments

No comments yet. Be the first to comment!

Leave a Comment