‘Pengaman’ untuk Kaki yang Luka
Category: Segala Rupa • Author: Terry Endropoetro • Published on: 2018-11-03
Heran ya, kalau melihat foto model-foto model bergaya di sosial media. Macam mudah saja. Sementara saya merasa untuk mendapatkan satu foto menarik harus merelakan kaki lecet dan penuh luka.
Sampai di Puru Kambera, salah satu padang savana terkenal di Sumba Timur, saya baru tahu bahwa ternyata, ilalang berwarna kuning keemasan itu tak seramah tampilan di foto. Sebagian besar ilalang itu memiliki batang yang tebal. Patahannya menggores kaki dan betis. Demi hasil foto yang menarik, beberapa kali saya harus berfoto dalam posisi duduk atau berjongkok, karena tinggi ilalang kurang dari satu meter. Posisi ‘duduk ‘ala-ala. ini malah menyebabkan lengan saya perih karena tertusuk-tusuk patahan.
Perihnya goresan di kaki terkena keringat membuat kulit kaki gatal. Secara tak sadar tangan mulai menggaruk-garuk kaki. Alhasil goresan pun berubah menjadi luka.
Setelah selesai pemotretan, saat membasuh kaki mulailah terasa perih di sana-sini. Kaki saya memang bukan kaki yang cantik dan mulus sih, ha... ha... ha... ha... dengan tambahan luka kan jadi tambah tak nyaman dipandang mata.
Luka dan lecet di kaki bertambah saat saya berkunjung ke Danau Weikuri. Danau di pinggir laut yang dibatasi dinding karang berupa bebatuan tajam. Walau sudah berhati-hati, tetap aja lebih dari lima goresan saya dapatkan.
Yang membuat saya khawatir, karena tidak menggunakan celana panjang dengan sepatu tertutup. Tentu saja kaki saya selalu diselimuti debu. Tak mau menyepelekan luka ringan sekecil apa pun, jadi sebisa mungkin setiap lecet dan luka baru, segera saya basuh dengan air mineral. Perih-perih aduhai!
Melihat kaki saya yang sudah penuh dengan obat merah, tempelan plester di sana-sini, dan ditambah lagi dengan luka baru, seorang kawan menyarankan saya mencoba Hansaplast Spray Antiseptik. Ia keluarkan dari tasnya sebuah botol plastik kecil berlekuk yang mudah digenggam.
Saya coba semprotkan sedikit ke luka. Pssssssttt! Eh, kok tidak ada rasa perih pada luka yang disemprotkan? Cairan bening langsung menyerap dalam hitungan detik. Rasanya dingin. Walau samar, saya sedikit mencium aroma mint.
Ini produk baru ya? Tanya saya sambil mengamati botol berwarna putih itu.
Siapa sih yang tak kenal Hansaplast? Semua anak kecil pasti pernah mengenakan plester penutup luka ini yang dibuat menarik dengan gambar dan warna menarik. Orang dewasa, seperti saya, juga mengenakannya saat mengalami lecet dan luka luar.
Plester penutup luka ini diproduksi oleh perusahaan Jerman bernama Beiersdorf sejak 1856. Merek Hansaplast digunakan untuk pasar Eropa dan Asia. Sementara di Australia, Selandia Baru, Hong Kong, Inggris, Afrika Selatan serta Amerika, produk ini dipasarkan dengan nama Elastoplas dan Curitas.
Hansaplast Spray Antiseptik memang menjadi inovasi baru. Digunakan pada luka ringan atau lecet karena tergores, cairan ini digunakan sebagai pembersih luka. Karena cairannya mengandung Polyhexamethylene Biguanide (PHMB), zat antiseptik yang digunakan paramedis dan sangat efektif mencegah serta mengatasi infeksi. Agar lebih aman lecet atau luka luar sebaiknya ditutup dengan plester Hansaplast juga, sehingga dan tidak terkontaminasi bakteri atau menjadi lebih melebar karena gesekan.
Sepulang saya ke Jakarta, saat sedang ke toko obat, tak sengaja saya melihat lagi Hansaplast Spray Antiseptik di deretan obat-obat luar. Terpampang di papan harga, angka Rp44.500. Jangan lihat mahal atau tidaknya. Saya pikir produk ini layak dibeli, terutama untuk orang seperti saya yang sering lecet dan luka di kaki. Dengan isi 50 ml pastilah cairan antiseptik ini akan sangat berguna ratusan kali. █
Comments
No comments yet. Be the first to comment!
Leave a Comment