Menduniakan Soto & Setan Nusantara

Category: Segala Rupa • Author: Terry Endropoetro • Published on: 2018-09-28

Semangkuk soto bisa jadi persoalan bila kita hendak memperkenalkannya pada dunia. Ternyata, ketimbang soto, lebih mudah membawa setan-setan Nusantara keliling dunia. Padahal kalau dihitung jenisnya, sama-sama puluhan jumlahnya.



Keduanya ‘hadir’ di acara konferensi pers yang diadakan Badan Ekonomi Kreatif dan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, 24 September 2018 lalu di Kaum Café, Jakarta Pusat. Dihadiri oleh Triawan Munaf (Kepala Badan Ekonomi Kreatif), Mochamad Fachir (Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia), Endah Wahyu Sulistianti (Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah), Willian Tanuwijaya (CEO Tokopedia), dan Abdee Negara (gitaris Slank).



Acara ini memperkenalkan The World Conference on Creative Economy (WWCE) , yang akan diadakan pada 6 – 8 November 2018 di Nusa Dua, Bali. Konferensi tingkat dunia ini merupakan konferensi pertama yang membahas ekonomi kreatif. Konsep ekonomi baru yang mengandalkan kreativitas ide dan pengetahuan sebagai sumber daya utama yang niscaya dapat meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian.





SAYA, KAMU & KITA

Dengan tema #InclusiveCreative, konferensi yang rencananya akan dibuka oleh Presiden RI, Joko Widodo ini akan melibatkan banyak pihak, mulai dari pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, organisasi internasional, media, tentunya para hali di bidang industri kreatif. Yang jelas bakal hadir dan jadi pembicara di sana adalah Le Kexi (President China Film Corporation, Tiongkok), Filepe Buitrago Restrepo (Penulis Orange Country, Kolumbia), Peter Trilingsgraad (Wakil President LEGO, Denmark), Bolanle Austen-Peters (CEO BAP Production, Nigeria), Dr. Sri Mulyani (Menteri Keuangan Republik Indonesia), Achmad Zaky (CEO Buka Lapak), dan William Tanuwijaya (CEO Tokopedia).



Diharapkan dengan adanya konferensi ini, tercipta landasan awal di mana semua pelaku kreatif memeiliki platform yang sama untuk bergerak serentak ke depan, memasuki ekonomi kreatif di seluruh dunia.



Sekedar mengingatkan (siapa tahu ada yag lupa), yang termasuk industri kreatif itu antara lain penerbitan, periklanan, kuliner, seni musik, seni pertunjukan, seni rupa, seni kriya, arsitektur, desain produk, desain komunikasi visual, desain interor, fashion, fotografi, seni pertunjukan, film, animasi, video, televisi, radio, termasuk aplikasi dan game developer.



Berapa regulasi yang menghambat kreativitas anak bangas sudah dihapus, “Sehingga terjalin kerja sama yang baik, antara pemerintah dan generasi muda sebagai pelaku kreatif,” begitu kata Triawan Munaf.



“Selain itu pemerintah juga akan memproteksi kreativitas yang dimiliki bangsa, memperkuat daya cipta dan daya saing, serta mencarikan akses di dunia internasional,” tambah Mochamad Fachir.



Di WCCE 2018, ide, konsep, dan produk kreatif akan dipamerkan. Jadi selain workshop, dialog, dan bisnis forum, ajang ini berpotensi untuk mencari peluang investasi dan memperluas kerja sama antar negara.



SEMANGKUK SOTO INDONESIA

Kembali ke masalah awal. Soto! Berapa banyak soto Nusantara yang kamu tahu? Di Jawa saja ada Soto Betawi, Soto Bandung, Sroto Sokaraja, Taoto dari Pekalongan, Soto Lamongan, Soto Madura. Belum lagi yang di luar Jawa, Soto Padang, Soto Banjar, Coto Makassar. Mungkin hampir mencapai 100 jenis soto yang kita punya. Jadi bingung juga mana soto yang mewakili Indonesia.



“Ini Soto Indonesia,” kata Swan Kumarga, sambil menyodorkan semangkuk soto hangat pada saya.



Pemilik Dapur Solo yang sudah seperempat abad berkecimpung di dunia kuliner ini mengatakan, bahwa harus ada ‘perwakilan soto’ yang bisa kita bawa ke seluruh dunia. Diperkenalkan sebagai salah satu Indonesian one dish meal yang menggunakan bahan makanan segar. Berarti harus difikirkan juga apakah bumbu-bumbu segarnya mudah didapat di negara lain.







Sebenarnya soto ayam yang sering saya temui di kota-kota di Jawa Tengah. Cita rasanya kuahnya gurih. Terdiri dari bihun, suwiran daging ayam, irisan tipis kripik kentang goreng, taburan bawang goreng, irisan daun bawang, dan sedikit perasan air jeruk nipis. Tambahannya adalah perkedel, tempe bacem, kerupuk, dan jangan lupakan sertakan sambal saat menyantapnya. Hmmm…. Sedap!



Bukan berarti Soto Betawi menjadi tidak go international, ya. Tapi kalau ‘menjual’ ke negara lain agak sulit menghadirkan santan kelapa segar. Bisa saja menggunakan santan produk kemasan. Tapi nanti konsep makanannya jadi tidak fresh lagi, dong.



Soto Indonesia menjadi perwakilan saja. Setelah mereka tahu nikmatnya menghirup kuah soto, kita bisa memperkenalkan varian soto lainnya. Kita buat negar-negara lain kagum dengan kekayaan soto Nusantara.



AUDISI LELEMBUT NUSANTARA

Gadis kecil berambut keriting itu bernama Suri, ia tersesat di hutan dan dalam perjalanan mencari jalan pulang ke rumah, ia menemukan banyak kejadian aneh, ia berteman dengan hantu-hantu di dalam hutan dan membantu para hantu melawan orang-orang yang ingin merusak hutan.



Ini cerita dari video game Ghost Parade. Dibuat oleh LENTERA yang terdiri dari 15 anak muda kreatif dari Bandung. Mereka akan menghadirkan video game ini di WCCE 2018 nanti. Keunikan video game ini adalah penampilkan tokoh setan, hantu, siluman, dan semua ‘anggota lelembut ‘ Nusantara. Ada tuyul, pocong, kuntilanak, bebegig, yang sudah cukup akrab dengan cerita horor Indonesia.






Proses pembuatannya juga cukup lama, karena LENTERA harus membangun cerita, melihat pangasa pasar, berulangkali melakukan uji coba audio dan kualitas gambar yang bisa diterima di mata para gamers di luar negeri. Awalnya saya bayangkan visual mencekam dengan muka setan berdarah-darah. Ternyata, para lelembut ditampilkan dengan animasi yang unyu-unyu, Si Pocong saja digambarkan tampil manis berdasi kupu-kupu.



Untuk bisa menjadi tokoh di game ini, para lelembut harus ‘ikut audisi’, karena LENTERA mengadakan riset serius, mengumpulkan cerita-cerita mistis, cerita rakyat, dan menerima semua masukan nama-nama hantu, setan, dan siluman. Nah, yang bikin penasaran, kira-kira Nyi Roro Kidul akan ditampilkan juga nggak ya?



Walau baru akan dipublish di Nintendo dan Playstation pada 2019, tapi di WCCE 2018 nanti, Ghost Parade sudah akan dikemas apik, komplet dengan penjualan merchandisenya seperti kaos, jaket, tas, topi, komik, dan gantungan kunci. Kalau penasaran, browsing deh website mereka.



Seperti kata Abdee Negara, “Ini cuma masalah waktu. Ekonomi kreatif Indonesia bakal menjadi pembicaraan dunia internasional. Karena sebenarnya bibit-bibitnya sudah ada dan dunia Internasional sudah sudah tahu.”



Kurang hebat apa Indonesia ini. Tak hanya kaya dengan sumber daya manusia, sumber daya alam dimanfaatkan, dan sumber daya alam (halus) pun bisa diberdayakan. █



Foto: Negeri Kita Sendiri, dokumen Ghost Parade.

Comments

No comments yet. Be the first to comment!

Leave a Comment