9 Langkah Memulai Bisnis
Category: Segala Rupa • Author: Terry Endropoetro • Published on: 2018-09-23
Siapa bilang ibu rumah tangga tidak bisa mendatangkan penghasilan. Karena sebenarnya peluang untuk berbisnis ada di sekitar kita. Tinggal ada atau tidaknya kemauan, berani atau tidak untuk memulai. Atau the power of kepepet!
Bertemu dengan Futri Zulya S.Mn, M.Bus, di acara Woman Talk- How to Start Your Businness, di Kemang medio September lalu, membuka mata bahwa sebenarnya peluang bisnis terbuka bagi siapa saja. Asal paham apa yang harus dipersiapkan.
CEO dan Founder PT Batin Medika Indonesia ini mulai terjun ke bisnis dengan mengurus bisnis kitchen ware milik keluarganya yang sempat terbengkelai karena ‘salah urus’. Kini, perempuan yang juga seorang ibu rumah tangga ini, sudah terbukti menjadi entrepreneur handal yang memiliki beberapa macam bisnis, mulai bisnis beauty treatment dan produk kecantikan (ZBeauty), memproduksi busana muslim (Iliuna Abaya), sampai sekolah (Kids Republic School). Dalam berbisnis ia tak melulu mementingkan keuntungan dalam bentuk materi, tapi secara moral, ia juga ingin memberdayakan perempuan.
Nah, untuk memulai berbisnis, ada 10 langkah yang harus dipersiapkan terlebih dulu.
1. PERCAYA DIRI
Ini harus! Harus yakin, pasti bisa memulai usaha kecil-kecilan. Siapa tahu kalau dikelola dengan benar, usaha bisa melebar dan bertambah besar.
2. TENTUKAN PASSION
Apa yang mau dijual? Apa yang mau dibisniskan? Sebenarnya hal ini bisa dilihat dari kehidupan sekitar hingga lingkungan di mana kita berada. Makanan yang kita suka, kosmetik yang kita pakai, busana yang kita kenakan, atau hobbi yang kita miliki. Semua bisa menjadi inspirasi untuk membuka bisnis.
Pandai memasak, bisa bisnis kue atau membuka catering walau dalam jumlah kecil-kecilan. Pandai menjahit, bisa membuat baju, atau perlengkapan rumah tangga. Pandai merias, bisa buka ‘salon online’ seperti yang dilakukan Futri Zuria.
Hati-hati jangan sekadar ikut-ikutan. Bukan berarti tidak boleh juga mengikuti apa yang sedang nge-trend saat ini, tapi alangkah baiknya bisnis atau produk yang kita jual ada keunikan tersendiri. Biasanya bisnis yang sesuai dengan minat dan bakat akan lebih bertahan dan bisa terus berkembang.
3. HARUS ADA TARGET
Sebelum memulai usaha, tentukan target pasarnya. Jenis kelamin, usia, kebutuhan, atau gaya hidup. Sesuaikan dengan modal usaha, waktu, dan pencapaian.
4. JANGAN TERBURU NAFSU
Lakukan perencanaan yang matang sebelum membuka bisnis. Ketahui SWOT produk atau bisnis kita. Apa kekuatannya (Strenght), kelemahan (Weakness), peluang untuk berkembang (Opportunity), dan ancaman (Threat).
Matangkan rencana terlebih dahulu. Lakukan riset pasar. Di zaman serba online, tentukan strategi pemasarannya. Buka kemungkinan kerja sama dengan pihak lain. Rencanakan juga bila nanti usaha kita menjadi semakin besar dan harus memiliki badan hukum seperti CV atau PT.
5. PISAHKAN REKENING PRIBADI & BISNIS
Banyak orang terlupa memisahkan rekening pribadi dan bisnis, termasuk saya yang berakibat bisnis yang saya jalankan bubar jalan. Menurut Futri Zulya, bila mulai berbisnis, maka setiap ada keuntungan harus langsung dipisahkan dalam pos-pos. Untuk kebutuhan sehari-hari 50%, ditabung 30%, dan untuk pengelolaan bisnis 20%.
6. PUSING CARI MODAL
Modal awal biasanya menggunakan tabungan pribadi. Kadang kita jadi merelakan asset pribadi juga, seperti perhiasan emas, barang elektronik, sampai kendaraan pribadi dijual atau digadaikan untuk tambahan modal.
Sebelum meminjam kredit di bank, ada baiknya mencoba meminjam ke keluarga atau orang-orang terdekat dengan kesepakatan tentunya. Siapa tahu mereka tertarik untuk berinvestasi dengan sistem bagi hasil. Siapa tahu, patut dicoba kan?
7. TETAP BERINOVASI
Jangan menutup kemungkinan untuk berinovasi. Mengembangkan produk yang kita punya menjadi produk lain yang lebih menarik. Contoh sederhana, misalnya kita menjual bolu gulung dengan isian selai, coba berinovasi dengan isian yang lebih beragam. Atau ciptakan bolu gulung panggang yang dikemas cantik.
Untuk pemasaran, bisa dengan memberikan promo ‘Beli 2 Gratis 1’ misalnya. Tujuannya agar pelanggan lama tak jenuh dan mendatangkan pelanggan baru.
8. PERLUNYA DUKUNGAN
Kita bukan perempuan perkasa. Untuk mengurus rumah tangga sehari-hari saja kita sering kewalahan, apalagi kalau kita sudah mulai mengurusi bisnis. Ada keterbatasan waktu dan tenaga.
Jadi kita tetap membutuhkan dukungan keluarga dan orang-orang terdekat. Bukan hanya berupa izin dan doa restu agar bisnis kita lancar, tapi bantuan berupa tenaga yang kadang kita perlukan. Menggantikan mengurus rumah saat kita sibuk megurus pesanan, sesederhana itu. Tapi penting.
9. LAKUKAN!
Jangan cuma jadi wacana. Yuk, lakukan! Jangan belum-belum sudah takut gagal. Karena dari kegagalanlah kita bisa belajar, Jadi tahu di mana kesalahan kita. Jika ada salah ya diperbaiki, Kalau gagal, ya dicoba lagi.
Intinya, The Power of Kepepet, biasanya membuat para perempuan memutuskan untuk memulai bisnis rumahan. Jam kerja yang fleksibel, memungkinkan kita tetap bisa mengatur waktu antara mengurus rumah sambil bekerja. Dengan berbisnis, kita menjadi makin kreatif, mengembangkan bakat, juga menambah jejaring. Kalau sudah berhasil, siapa tahu malah bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Tapi yang penting dan tak boleh dilupakan adalah JANGAN MALAS, TERUS BERUSAHA, dan BERDOA! Semoga berkah untuk semua. █
Comments
No comments yet. Be the first to comment!
Leave a Comment