Selembar Tiket Kereta Bandara

Category: Jalan-jalan • Author: Terry Endropoetro • Published on: 2018-05-31

Sebagai transportasi publik, Kereta Bandara dari Stasiun Sudirman Baru (BNI City) ke Bandara Internasional Soekarno Hatta dijadwalkan berangkat setiap 30 menit. Rangkaian keretanya ada 6 gerbong. Sekitar 700-an orang lebih bisa terangkut sekaligus. Tapi kok, stasiunnya masih sepi-sepi aja, ya?




Kereta Bandara sudah mulai beroperasi sejak awal 2018. Dikelola PT Railink, anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia. Walau Kereta Bandara tampak ramai penumpang pada akhir minggu, tapi secara keseluruhan jumlah penumpang yang diharapkan belum sesuai harapan. 



Sebenarnya banyak alasan mengapa orang belum menggunakan moda transportasi ini. Salah satunya karena letak stasiunnya berada di kawasan bisnis Jalan Jend. Sudirman Jakarta. Strategis di pusat kota Jakarta namun tak semua orang merasa mudah untuk ke sana. Apalagi yang berumah tinggal di pinggiran Jakarta.



Seperti saya yang tinggal di kawasan Cipete, Jakarta Selatan. Dalam waktu 15 menit sudah sampai ke Blok M, tinggal naik bus DAMRI ke bandara. Secara jarak, saya merasa ini lebih praktis apalagi kalau harus ke bandara di pagi buta. Biasanya dalam waktu satu jam saya sudah sampai bandara.



Beberapa waktu lalu, jadwal penerbangan saya jam 16.30 wib. Nah, mulai tuh pusing kepala. Harus berangkat dari rumah jam berapa? Terbayang kemacetan Jakarta, plus lalu lintas jalan tol yang susah diprediksi. Lelahnya pun sudah terasa sebelum pergi. Akhirnya, untuk kali pertama kalinya saya mencoba naii kereta ke bandara.



DI MANA PINTU MASUKNYA?

Itu yang saya tanyakan saat kali pertama sampai di Stasiun Sudirman Baru (BNI City). Waktu itu saya naik ojek online, diturunkan di gerbang masuk stasiun, dan dari situ harus berjalan kaki sekitar 350 meter. Saya sampai bertanya tiga kali, kepada penjaga gerbang masuk, sopir taksi yang sedang istirahat menunggu penumpang, dan petugas keamanan stasiun. Sampai akhirnya benar-benar bertemu dengan petugas keamanan yang sigap memegang metal detektor. Naaah, ketemu jalan masuknya!



Untuk sampai di Stasiun Sudirman Baru (BNI City) termudah adalah naik taksi. Kalian bisa diturunkan persis di depan pintu masuk. Kalau menggunakan kendaraan pribadi, saat memasuki halaman stasiun, sudah langsung ada jalur langsung ke tempat parkir di lantai satu.



Kalau kalian pengguna commuter line. Stasiun terdekat adalah Stasiun Sudirman. Kedua stasiun ini dipisahkan oleh Jalan Jenderal Sudirman. Jarak keduanya sekitar 500 meter. Bisa dicapai dengan berjalan kaki. Asal barang bawaan masih dalam jumlah dan volume yang wajar.



Menggunakan bus TransJakarta juga bisa. Turun di halte terdekat yaitu Tosari ICBC. Jarak 750 meter bisa dicapai dalam waktu 10 menit. Selain berdekatan dengan Stasiun Sudirman, nantinya juga akan ada Stasiun MRT Dukuh Atas. Tampaknya ketiga stasiun ini akan saling 'bersambungan'.



JADI SMART TRAVELER

Rasanya baru kali ini di Jakarta saya naik eskalator yang panjang dan lumayan menanjak tinggi. Lantai satu berupa ruangan panjang yang di salah satu sisinya menyambung dengan tempat parkir mobil. Di lantai ini merupakan ruang tunggu penjemput, yang juga difasilitasi dengan mushola, ruang menyusui, ruang kesehatan, mesin-mesin ATM, dan toilet. Gedung ini juga dirancang ramah bagi para penyandang disabilitas.








Untuk pembelian tiket ada di lantai dua. Pembelian tiket dilakukan menggunakan vending machine. Pembayarannya menggunakan kartu debit atau kartu kredit. Cashless! Bisa menggunakan kartu dari bank apa saja, yang penting ada tulisan Visa atau Master di kartunya.



Baru saja berdiri di depan mesin, seorang customer service (CS) datang menghampiri. Mas CS ini siap sedia di sisi saya, eeeh di sisi semua calon penumpang lain yang perlu bantuan juga kok. Ia tangkas sekali menekan layar monitor, pilih pembelian tiket, pilih stasiun tujuan, pilih jam keberangkatan, sampai saya merasa tidak smart, karena tak mampu melihat tulisan apalagi yang ada di layar dengan cepat. Tahu-tahu saya diminta mengisi nomor telepon. Lalu memilih cara pembayaran, meletakkan kartu, dan tadaaaaaaaa! Tiket saya terjulur dari mesin.








Setelah tiket di tangan, sekalian saja check-in menggunakan mesin mandiri yang tersedia. Sesampai di bandara jadi tak perlu buru-buru, perjalanan pun jadi lebih nyaman. Tapi kalau lupa check-in mandiri di Stasiun Sudirman Baru, kamu tetap bisa check-in di Stasiun Bandara.



Di tiket Kereta Bandara sudah tertera jam keberangkatan sesuai yang tadi dipilih. Mungkin mengantisipasi eskalator yang panjang, curam, dan jalannya pelaaan ha... ha... ha.... semua calon penumpang harus turun ke peron di lantai satu, 10 menit sebelum kereta berangkat.



Satu lagi yang perlu diingat adalah tiket jangan sampai hilang. Karena barcode yang tertera pada tiket berfungsi untuk tap-in saat mau masuk peron stasiun dan tap-out saat nanti akan keluar peron di bandara. Naaah, belum-belum saya sudah mengatisipasi kalau sampai kehilangan tiket.



Kalau hal itu terjadi, petugas keamanan stasiun akan melakukan verifikasi data, seperti nomor telepon, stasiun tujuan, dan jam keberangkatannya. Kalau beli tiketnya melalui aplikasi, e-mail tiket bisa jadi bukti. Kalau beli melalui vending machine, langsung lapor petugas keamanan di gate.



Akan dilakukan pula pengecekan manifest penumpang. Jika sesuai, petugas keamanan akan membantu kita untuk tap-out. Nah, jika tidak sesuai maka akan dikenakan biaya tiket sesuai tujuan. Ribet kaaan, makanya tiket jangan sampai hilang!



GERBONG MODERN

Kereta Bandara yang saya naiki sangat bersih, sejuk,dan nyaman. Dilengkapi dengan peralatan keselamatan seperti pemecah kaca, alat pemadam kebakaran, dan rem darurat tentunya. Di ujung gerbong ada rak khusus untuk meletakkan kopor, ransel, kotak oleh-oleh, bahkan kalau mau membawa sepeda lipat pun bisa. Asal dikemas sesuai peraturan penerbangan, ya.



Seperti layaknya kereta api, Kereta Bandara juga memiliki nomor kursi. Tapi tidak (belum) berlaku karena penumpangnya masih sedikit. Kita bebas duduk di mana saja. Asal tidak menaikkan kaki ke atas kursi. Karena memang ada tanda larangannya. Tuuuuuh, coba ya jangan bawa kebiasaan itu ke tempat umum. Tinggalkan dulu di rumah!







Sesaat sebelum kereta berangkat, ada suara mendenging tinggi, tanda pintu kereta akan ditutup. Kereta Bandara berangkat dari Stasiun Sudirman tepat waktu, bergerak menuju Stasiun Duri. Gerbong kereta ini didesain dengan susunan kursi yang berbeda. Sebagian penumpang akan duduk searah jalannya kereta, sebagian lagi membelakangi jalan kereta. Di Stasiun Duri kereta akan berbalik arah. Naaah, saya beruntung memilih kursi di bagian tengah gerbong. Jadi saya tinggal pindah ke kursi di depannya, sehingga tetap dalam posisi searah dengan jalannya kereta.



Kursi kereta didesain sedemikian rupa sehingga nyaman diduduki. Ada tombol kecil untuk mengatur posisi sandaran. Jarak kaki antar bangku pun cukup luas. Dan yang bikin tambah senang adalah... di antara dua bangku ada colokan USB. Yeeey! Bisa nge-charge ponsel!!!



Gerbong yang saya naiki, difasilitasi dua buah toilet. Satu urinoir khusus toilet lelaki, satu lagi toilet duduk yang ruangannya sedikit lebih luas.  Di dalam ruang toilet, ada meja lipat, yang bila dibuka bisa menjadi tempat  para bayi saat pampers-nya diganti. Wah, semoga bentuk toilet semacam ini segera ditiru gerbong-gerbong kereta api jarak jauh ya.



DARI STASIUN KE STASIUN

Kereta Bandara melesat cepat. Waktu tempuhnya 42 menit. Saat sampai di Stasiun Bandara, saya masih punya waktu untuk berkeliling sebentar. Bangunan dua lantai dengan konsep modern minimalis ini didominasi kaca. Pelayanan customer service ada di tengah ruangan di lantai satu. Ada tempat tunggu yang nyaman, beberapa toilet, juga lift dan eskalator menuju musholla dan beberapa ttenant penjual makanan di lantai dua. Petugas stasiun juga banyak, kalau bingung tinggal bertanya.











Stasiun Kereta Bandara dibangun menyambung dengan Stasiun Kereta Layang yang akan mengantar kita ke Terminal 1, 2, dan 3. Jangan bingung kalau kalian bawa beberapa kopor, ada Airport Helper berbaju biru yang siap sedia membantu dan semuanya bebas biaya. 'No Tipping', begitu yang tertera di bagian belakang baju biru mereka.



Perlu diketahui, bahwa proyek Kereta Bandara ini belum 100% rampung. Sementara Stasiun Sudirman Baru dan Stasiun Batu Ceper sudah digunakan, Stasiun Manggarai masih dalam pembangunan. Termasuk jalur (rel) khusus agar tidak saling mengganggu lalu lintas dengan kereta commuter line. Trayek Kereta Bandara juga akan diperpanjang sampai Bekasi. Kapan? Tunggu tanggal mainnya! Kabar baik lainnya, di Stasiun Kereta Bandara Internanaional Soekarno Hatta juga akan ada mall, hotel, dan hostel. Jadi dengan Rp70.000 kita bisa jalan-jalan nge-mall di Bandara, walaupun tak bepergian naik pesawat.



Soal perjalanan menggunakan pesawat terbang berpindah kota di Indonesia, terkadang saya bilang, "Lebih lama perjalanan dari rumah ke bandara daripada terbangnya." Betul, kaaan? Ternyata setelah mencoba naik Kereta Bandara perjalanan dari rumah ke Bandara menjadi jauuuh lebih singkat. Yang jelas bebas dari rasa was-was akibat kemacetan lalu-lintas. Nah, saya sudah coba, kamu kapan? █

Comments

No comments yet. Be the first to comment!

Leave a Comment