After Decora Magical:<br>Membaca Dunia Yustoni Volunteero

Category: Seni Budaya • Author: Terry Endropoetro • Published on: 2017-12-19

Anjing menjadi salah satu obyek yang hampir selalu ada di lukisan karya Yustoni Volunteero. Karena ternyata pelukis dari Yogyakarta ini memiliki 9 ekor anjing peliharaan. Tapi dalam pamerannya kali ini, para anjing tergantikan oleh hewan lain.





Fresh Day | 130cm x 180cm


Burung. Hewan inilah yang kali ini banyak terlukis dalam karya-karya Toni (panggilan akrab Yustoni Volenteero) dalam pameran tunggalnya After Decora Magical yang bisa dilihat sejak medio Desember 2017 sampai Januari 2018 di CGArtspace, Rumah Miring, Pondok Indah Jakarta.



Ada 40 karya lukisan yang dipamerkan. Beragam ukuran, besar dan kecil. Terpajang di ruang galeri, dekat kolam renang, sampai di lantai 3, lantai teratas galeri ini.



KETIKA ANJING MENJADI BURUNG

Tampaknya Toni, tahu bahwa saya masih penasaran dan mempertanyakan ke mana si anjing, dan mengapa menjadi burung?



"Itu inspirasi yang aku dapat, ketika aku banyak bicara dan bertukar pikiran dengan Christiana. Ada saja pembicaraan kami tentang burung," kata Toni. Christina, pemilik galeri memang memiliki dua ekor burung kakak tua. Sementara Toni sendiri berkarya di rumah sekaligus studionya di Yogyakarta dalam suasana tenang dikelilingi rimbun pepohonan.





Little Girl & The Lover | 150cm x 150cm



Karya-karya lukisan Toni bisa saya nikmati sambil duduk di sofa empuk. Memandang 3 dinding yang memajang karya besar-besar. Ada Van Gogh juga yang dilukiskan sedang bersantai sambil menghisap pipa. Sementara di belakang sofa sebuah lukisan besar yang didominasi warna kuning, berjudul Yellow Submarine from The Yellow River. Mengingatkan saya pada salah satu lagu The Beatles.









Bukan sok jadi pengamat seni. Tapi sebagai penikmat, saya melihat karya-karya Toni kali ini berbeda.  Warna-warna genit mendominasi. Merah muda, hijau, ungu, kuning, dan biru. Seperti pada lukisan berjudul The Kiss, yang cantik dan membuat hati luluh.



Sapuan warna perak membuat lukisan bagai berkilau. Sementara warna-warna emas mengingatkan saya pada batik prada. Banyak detil yang dibuat, ditimpa dengan garis melengkung dan ornamen lain menampilkan sebuah karya seperti dibuat berlapis. Mungkin saat berproses pembuatan karya, hatinya sedang gembira, bebas tanpa beban.





The Kiss | 150cm x 150cm




Free Me | 150cm x 180cm



MENCARI MAKNA SPIRITUAL

Sekilas, karya-karya Toni seperti lukisan anak kecil. Bentuk-bentuk yang kaku dan tidak proposional. Seperti dibuat asal-asalan, aneh bahkan tak masuk akal.



Padahal tidak seperti itu, seorang seniman bebas berekspresi. Toni terus berproses. Menurut kurator
Sujud Dartanto, di pameran tunggal kelimanya ini, Toni berkiblat pada aliran dekora-magis, sebuah kecenderungan mendekor bidang dengan suatu makna spiritual tertentu.



Karya Toni selalu bersifat personal. Mewakili dirinya yang selalu berhubungan dengan makhluk lain di sekitarnya. Manusia, hewan, dan tumbuhan. Tanah, air, udara, api, semua unsur bumi ada dalam benaknya. 



Bahkan kalau bisa ia ingin menjaga keseimbangan alam di sekitarnya, itu yang saya simpulkan saat melihat lukisan Guard Forest, manusia bermata empat dengan tanduk menjangan di kepala. Menangkupkan tangan yang memegang daun. Sebuah hati bersinar, menggambarkan suatu kecintaan, niatan hati yang tulus.





Guard Forest | 130cm x 130cm




The Bush Man & His Angel | 150cm x 200cm



ANTARA INSPIRASI & KOPI

Toni bisa mendapatkan inspirasi dari mana saja, dari apa saja yang dilihatnya, dari siapa yang dia ajak bicara, dari apa saja yang dia makan, dari aroma minuman yang diteguknya.



Keinginan memiliki brand produk kopi sendiri pun akhirnya terlaksana. Dalam pemeran tunggalnya, Toni juga memperkenalkan kopi dengan merek miliknya Black Star, Arabica Coffee Blended. Ini salah satu upayanya mendukung para petani kopi lokal dari Wonosobo.







"Untuk penjualannya, aku bekerja sama dengan @MeltingPotYogyakarta," kata Toni, "tapi impianku, merek ini kelak bisa ada di galeri atau kafe-kafe keren di Bali, Tokyo, Milan, Paris, dan New York."



Yang membuat kopi ini jadi istimewa karena kemasannya didesain dengan foto lukisan karya Toni. Beberapa di antaranya adalah lukisan yang sudah dikoleksi oleh kolektor di Mexico dan Amerika Serikat. Wah, kalau saya beli semua kopinya, saya sudah bisa jadi kolektor lukisan juga, dong... █

Comments

No comments yet. Be the first to comment!

Leave a Comment