'Keluyuran' di Solo Paragon Hotel

Category: Tempat Inap • Author: Terry Endropoetro • Published on: 2017-10-14

Sebenarnya ada tidak enaknya kalau check-in hotel kemalaman, karena Anda jadi tidak bisa menikmati seluruh fasilitas yang tersedia. Tapi ternyata kali ini berbeda! Karena saya langsung dihadiahi tebaran lampu-lampu kota Solo.



Itu pemandangan yang saya temui ketika membuka tirai jendela di kamar yang terletak di lantai 21 Solo Paragon Hotel

Lampu kota menyala berwarna-warni. Saya juga bisa melihat cahaya lampu kendaraan yang lalu-lalang di jalan-jalan kecil di sekitar hotel yang berada tak jauh dari Jl. Slamet Riyadi, jalur utama kota Solo.



Sambil membongkar ransel untuk bersiap mandi, saya menyalakan televisi. Ini kebiasaan saya di hotel atau penginapan saat melakukan solo-travel. Paling tidak saya  mendengar orang lain berbicara. Tapi kali ini saya tidak bisa menonton televisi sambil tidur-tiduran di kasur. Karena di deluxe room ini televisi berada di balik dinding pemisah dan hanya bisa ditonton bila saya duduk di sofa.





JALAN MALAM-MALAM

Karena tak ingin sendirian di kamar tapi terlalu malas keluar hotel, jadi saya duduk-duduk saja di D'Breezze Lounge & Bar. Sempat juga mengintip ke dalam Cork & Bottle Tavern, bar yang lebih hips lagi.



Melihat saya lontang-lantung tanpa tujuan, petugas hotel menanyakan, apakah saya ingin pergi ke mal? Mal Paragon memang berada persis di samping hotel dan diberi akses penghubung. Jadi cukup berjalan kaki, sekejap saja para tamu hotel bisa langsung sampai di mal. Seru, sih! Tapi saya malah memilih Jalan-jalan ke kolam renang, sempat terfikir berenang malam-malam tapi kok takut masuk angin ha... ha... ha.... ha.... Apalagi setelah perjalanan jauh yang saya tempuh dalam tiga hari belakangan ini dan kegiatan yang menyita tenaga, tampaknya saya perlu merehatkan badan.







Ngobrol dengan 'orang hotel' memang banyak gunanya. Saya jadi tahu bahwa sebagian papan kayu tempat televisi bisa diputar. Maklumlah yaaa, selama ini saya selalu menginap di tempat yang televisinya 'menempel' di dinding ha... ha... ha....

Tapi ternyata ketika di kamar, lelah juga menonton televisi. Akhirnya, saya matikan hampir semua lampu, membuka tirai jendela, duduk-duduk menikmati pemandangan lampu kota, sampai akhirnya tertidur.



ISI PERUT DULU!


Saya meloncat bangun dan sadar cahaya matahari sudah menyilaukan mata. Pastinya karena tumpukan 4 bantal empuk 'menimbun' kepala, saya jadi bangun kesiangan!








Sesegera mungkin bersiap-siap untuk mengeksplore kota, tapi pantang pergi dengan perut kosong. The Coral, sudah menyediakan sarapan berupa bubur ayam juga deretan nasi gudeg, lengkap dengan sayur nangka, krecek, tahu dan tempe bacem, potongan daging ayam, dan telur. Naaah, mulai bingung mau makan yang mana dulu.



RAGAM SEHAT BERSERAT



Buat penganut aliran makanan sehat, sayur mayur tersaji di salad bar. Ada juga irisan buah melon, semangka, dan pepaya segar. Tapi yang menarik perhatian saya adalah jajaran stoples berisi kedondong, bengkoang, pepaya, mangga muda, jeruk, dan nanas. Sebagian dibuat manisan, aroma harum kayu manis tercium kuat di air rendamannya. Sebagian lagi dibuat asinan, dengan irisan cabai yang sengaja diramu tak terlalu pedas agar sesuai dengan lidah dan kondisi perut di pagi hari.



PILIH-PILIH ROTI



Bagi penyuka roti dan pastry, harus berani memilih. Karena banyak sekali yang dihidangkan. Mulai roti tawar, croissant, sampai cinnamon roll. Yang perlu dicicipi adalah cupcake berwarna hijau. Lembut ketika dibelah, dengan aroma pandan yang masih tercium saat dikunyah. Nah, untuk Anda yang suka keju dan makanan gurih, jangan lupa ambil cheese stick-nya. Renyah dikunyah, cocok jadi teman minum kopi.



BUBUR TRADISIONAL



Ini menarik! Di hotel dengan fasilitas moderen, beberapa makanan khas disajikan dengan peralatan (semi) tradisional. Ditempatkan dalam kendil (guci terbuat dari tanah liat) dan diletakkan di atas pemanas, Anda bisa meracik sendiri bubur sesuai selera, lengkap dengan santan dan cairan gula Jawa. Ada 4 pilihan, bubur sum-sum, bubur kacang hijau, bubur mutiara, dan juaranya (bagi saya) adalah bubur jagung! Kental dengan rasa yang sudah manis walaupun tanpa diberi cairan gula Jawa.



RAMUAN KETUPAT TAHU



Ini hidangan tradisional lainnya. Ada potongan ketupat, bakwan, tahu, kirisan kubis, dan tauge. Dituangi kuah yang terbuat bawang putih dan garam, lalu dilumuri sedikit air gula jawa. Disajikan dengan tambahan bawang goreng, kacang, irisan seledri dan daun bawang, serta sambal. Cita rasanya gurih. Nikmat saat kuah masih hangat. Yang perlu diingat, untuk makanan semacam ini sebaiknya minta diramukan! Kalau sok-sokan meramu sendiri, tampilannya jadi tidak menarik untuk difoto ha... ha... ha.... ha....



SANDWICH BUAT BEKAL



Terlepas dari sarapan bagi para tamu, The Coral juga menawarkan menu promo dengan harga khusus. Berupa sandwich, tak bukan hanya ada lembaran tipis daging sapi dan selada, tapi juga ada daging ikan dori di dalamnya. Plus kentang goreng! Ini bisa Anda pesan untuk dibungkus untuk bekal di perjalanan.



PADUAN DAGING AYAM & IKAN DORI



Selain sandwich, menu promo lainnya adalah Land & Sea Grill. Berupa hidangan ikan dori yang dibalut daging ayam lalu dipanggang. Diiris menjadi beberapa potongan, memudahkan untuk menyantapnya. Disajikan dengan kentang, wortel, dengan saus tomat yang. Yang menarik ada lembaran tipis seperti jaring, rasanya gurih dan renyah saat digigit. Mau coba untuk makan malam?



CUCI MULUT ITU PERLU



Ketika diusulkan Panna Cotta, saya manggut-manggut saja. Saya pikir akan dihidangkan dalam gelas kecil. Ternyata disajikan di atas piring besar dengan taburan buah-buahan. Masalah?  Tidak, sih. Toh, habis juga!




Untuk minuman, kalau lemon squash sudah terlalu biasa, Anda harus coba Es Ronde. Cita rasa dan isiannya sama seperti wedhang ronde, hanya saja diberi es serut. Segar-segar aduhai!



IGA BAKAR PORSI BESAR



Salah satu yang menyenangkan di Solo Paragon Hotel, adalah semua orang tersenyum. Termasuk para petugas di The Coral yang sabar menjawab pertanyaan saya, walaupun kadang kurang bermutu. Seperti soal bumbu yang kadang saya salah tebak. Mereka pun menanyakan kesan rasa. Kami jadi ngobrol akrab soal menu. Sesuai saran, saat makan siang saya memesan salah satu hidangan favorit para tamu. Ketika terhidang di hadapan, rasanya mau pingsan menghabiskan iga bakar yang disajikan dengan porsi besar ha... ha... ha... ha.... █



SOLO PARAGON HOTEL & RESIDENCES

www.soloparagonhotel.com


Jl. Dr. Soetomo, Solo 57125

Telepon: +62 271 7655888

Comments

No comments yet. Be the first to comment!

Leave a Comment