Baju Barong, The Must Have Item
Category: Seni Budaya • Author: Terry Endropoetro • Published on: 2017-09-30
Kalau bicara soal indahnya alam Bali, pasti tak ada habisnya. Tapi, kalau menyebutkan nama tempat di sana, kadang ada saja yang tidak tahu. Karena sepertinya, setiap hari selalu ada saja tempat wisata baru. Tapi coba sebut baju Barong! Coba, siapa yang tidak tahu?
Padahal ya gambarnya begitu-begitu juga. Topeng barong, dengan mata melotot, lidah menjulur, dan bertaring. Ada yang menghias kepalanya dengan semacam mahkota. Ada juga yang menggambarkan bulu-bulu di sekitar wajahnya. Kalau dibilang gambarnya sempurna juga tidak. Lebih banyak tidak simetris wajah bagian kanan dan kirinya.
Kesukaan saya ini bermula waktu saya masih kecil, ada yang membawakan oleh-oleh baju barong. Baju putih berlengan panjang dan di bagian bawahnya berumbai-rumbai. Di bagian dada ada gambar muka Barong berwarna oranye, saya tak terlalu memerhatikan bentuk gambarnya. Tapi yang jelas, baju itu adalah baju yang hampir selalu saya pakai saat main keluar rumah di sore hari karena bahannya dingin di kulit.
Setiap pagi dicuci, dijemur, kering, disetrika, lalu soremya saya pakai. Begitu setiap hari. Dalam beberapa bulan saja bagian lengan dan pinggiran lehernya sudah berulang kali dijahit. Kancingnya yang hanya 3 buah copot dan hilang satu persatu. Belum setahun baju itu hancurlah sudah.
Kerinduan pada baju Barong akhirnya terpenuhi ketika saya mengenal istilah 'titip oleh-oleh'. Setiap ada teman, kerabat, atau saudara yang pergi ke Bali pasti saya menitipkan uang untuk dibelikan baju Barong. Tapi usia baju Barong memang tak pernah panjang. Karena digunakan secara 'membabi-buta'. Sampai sobek dan lusuh pun masih juga saya pakai untuk tidur
Baju Barong yang dulunya mayoritas berwarna putih kemudian menjadi berwarna-warni. Merah, kuning, oranye, biru, hijau, dan warna-warna cerah lainnya. Modelnya ya sama saja, perbedaan hanya pada panjang lengan.
Tapi gambar pada bagian dadanya tetap sama. Mata melotot, lidah menjulur, bertaring, dan tetap tidak simetris di bagian wajah. Entah siapa yang pertama kali menggambarkan motif ini pada baju, dan ternyata 'cetakan'-nya dipakai sampai sekarang.
Jadi sebenarnya Barong itu siapa?
Barong adalah makhluk berkarakter singa dalam mitologi Bali. Walau mukanya seram, Barong adalah raja roh dan pemimpin yang baik. Dalam mitologi Bali, Barong ada untuk memerangi Rangga, ratu iblis dan ibu dari semua penjaga roh.
Pertarungan antara Barong dan Rangda ditampilkan dalam tarian Barong. Tarian untuk mewakili pertempuran abadi antara kebaikan yang terus melawan kejahatan. Mungkin dengan menampolkannya di atas dada, kita jadi selalu diingatkan untuk menjadi orang baik.
Bagi saya, Baju Barong tetap baju paling nyaman dipakai saat bepergian. Bahannya dingin, ringan, kalau dicuci,diangin-angin pun cepat kering. Modelnya yang simpel bisa dipadukan dengan jins atau celana pendek. Tampilan tetap trendi selama jalan-jalan di Bali. Mengenakan sandal jepit pun saya tetap merasa Bali Funky!
Itulah mengapa baju Barog baru selalu ada dalam ransel ketika pulang dari Bali. Padahal kalau dipikir-pikir, baju ini juga banyak dijual online. Tapi rasanya beda kalau bisa membeli di daerah asalnya. Yang jelas, kalau beli online, saya jadi tidak punya alasan jalan-jalan ke Bali. Ha... ha... ha...ha... █
Comments
No comments yet. Be the first to comment!
Leave a Comment