Rafflesia: Cawan Hantu di Bengkulu

Category: Jalan-jalan • Author: Terry Endropoetro • Published on: 2017-08-08

Sebuah spanduk buatan tangan bertulisan 'Rafflesia' dibentang di pinggir jalan. Begitu cara masyarakat Bengkulu memberitahu bahwa di tempat itu sebuah bunga langka sedang mekar.



Seperti yang dilakukan masyarakat sekitar Hutan Lindung Taba Penanjung di Bengkulu Tengah, yang terletak 48 kilometer dari kota Bengkulu. Kabar tersiar dan banyak orang berdatangan.Termasuk kami, yang secara tak sengaja datang ke Bengkulu persis saat ada bunga Rafflesia yang mekar.



Walaupun saat turun dari bus muka-muka kami tampak tak keruan. Muka-muka mengantuk karena tertidur sepanjang perjalanan, bahkan ada yang pucat karena tak kuat menahan kelokan di Liku 9. Tapi begitu harus berjalan masuk hutan, kami pun langsung bersemangat



BUNGA LANGKA BERKELOPAK LIMA

Dari banyak pengalaman, saya tidak lagi percaya pada orang setempat soal jarak dan waktu tempuh  Karena jarak yang mereka sebut biasanya berdasarkan perkiraan  Sedangkan waktu tempuh yang dijanjikan biasanya mengukur kekuatan mereka. Jadi ketika dibilang jarak menuju lokasi 30 meter dengan bisa ditempuh hanya dengan waktu 5 menit, pasti akan saya kalikan dua atau bahkan dikalikan empat!



Jangan bayangkan bunga langka ini berada di pinggir jalan. Kami harus ke dalam hutan turun ke lembah, satu persatu melalui jalur tanah yang curam. Berpegangan pada akar pohon dan sesekali harus saling membatu. Beruntung hari itu tak hujan, tanah menjadi padat dan aman untuk dipijak.








Lalu iring-iringan berhenti. Berdiri di tanah yang miring. Ternyata teman-teman di urutan depan sudah berada di dekat bunga Rafflesia arnoldii. Saya harus sabar menunggu. Karena jalur yang sempit, untuk melihat dan berfoto harus dilakukan satu per satu.



Dari 32 jenis Rafflesia di dunia, 17 jenis di antaranya ada Indonesia. Tumbuhan endemik ini tersebar di hutan-hutan Jambi, Sumatera Selatan, dan Bengkulu. Berawal dari ditemukannya bunga raksasa dengan lima kelopak oleh tim ekspedisi Dr.Joseph Arnold, yang dipimpin Thomas Stamford Raffles pada 1818.



Penemuan bunga raksasa yang dinamai Rafflesia arnoldii itu kemudian diikuti dengan penemuan jenis-jenis lainnya. Rafflesia gadutensis, Rafflesia haselti, Rafflesia bengkuluensis. Semuanya ada di Bengkulu. Karena itulah Bengkulu disebut The Land of Rafflesia.



INDAH TAPI BAU

Hingga kini, di hutan-hutan Bengkulu yang luas, setiap bulannya hampir selalu ada bunga Rafflesia yang mekar. Di Kepahiang saja ada 25 titik pertumbuhan Rafflesia.



Bunga yang sekarang ada di hadapan saya adalah Raflesia arnoldii (The Queen of Rafflesia). Diametrrnya sekitar 60 sentimeter. Setengah dari ukuran terbesarnya. Biasanya makin ke dalam hutan, makin besar kelopak bunganya.



Biasanya di sekitar bunga ada 20-30 bonggol yang tertanam di tanah. Makanya dari awal kami diwanti-wanti untuk tidak keluar jalur. (Baca: 9 Larangan 'Memburu' Rafflesia).



Dari bonggol, biasanya Rafflesia arnoldii berbunga setelah 1 tahun. Kelopaknya terbuka, berwarna merah dengan benjolan-benjolan kecil di permukaannya. Bagian tengahnya berlubang dan ada semacam duri-duri di dalamnya. 







Dulu mitos yang berkembang adalah bila memasukkan tangan ke dalam lubang bunga, kelopak akan menutup dan tangan akan terputus. Mungkin itu alasan mengapa dikenal dengan nama Sekedei (cawan hantu). Walau tak ada catatan, bisa jadi mitos itu disebarkan oleh para peneliti agar masyarakat awam tak sembarang menyentuh kelopak bunga.




Saya mencondongkan tubuh, mendekatkan hidung pada lubabg bungan. Walau di hari ke-4, bau anyir masih samar-samar tercium, mengundang lalat berdatangan. Di hari ke-5 warna bunga ini akan berubah menggelap, menghitam, dan akan busuk (mati) di hari ke-7.



Karena tak ditemukan di sembarang tempat, maka beruntunglah bagi siapa pun yang bisa melihat bunga  saat kelopaknya merekah terbuka. Sajian keindahan sekejap yang tak bisa dilihat setiap saat  Kebanggaan tanah Bengkulu yang perlu terus dijaga. █



(Sumber: Dr.Joko R Witono, Kepala Bidang Konservasi Ex-situ, Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (KRB), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI))



---------------------------------------------



Perjalanan bersama blogger, fotografer, instagramer, dan youtuber ini merupakan kerjasama
Dinas Pariwisata Bengkulu, Alesha Wisata Bengkulu, dan Komunitas Bengkulu Heritage. Foto-foto juga ditampilkan di twitter dan instagram dengan hashtag #FestivalBumiRafflesia2007n #FamtripBengkulu #PesonaBengkulu.



Comments

No comments yet. Be the first to comment!

Leave a Comment