'Keajaiban' Mahakarya Indonesia

Category: Segala Rupa • Author: Terry Endropoetro • Published on: 2014-12-05


Datang ke acara Mahakarya Indonesia, hanya bermodal 8 tulisan di dalam blog, senyum mengembang, dan jabat tangan yang erat. Ternyata, hasilnya....

          Bermula dari ajakan Stephanus Metekohy @stephanusbm, seorang teman yang mengajak saya ke sebuah acara. Melalui whatsapp dia kirimkan flyer berwarna hitam dengan tulisan berwarna emas. Yang langsung jelas terlihat adalah logo, bertuliskan Mahakarya Indonesia dengan lengkungan di bagian atasnya, disusul judul Gemah Rempah Mahakarya Indonesia.

          Saat datang di tempat acara, tak urung rasa minder langsung merayap dari ujung kaki sampai kepala. Melihat para blogger datang satu persatu memenuhi ruangan, saling berpelukan dan bertegur sapa. Sayup-sayup dari kejauhan terdengar perbincangan tentang perjalanan dan tulisan terbaru mereka. Hebat!

          Ada Barry Kusuma di sana, fotografer kondang ini memberikan trik tentang foto di sosial media dan memamerkan beberapa karyanya yang mengagumkan tentang Indonesia. Sementara Venus ‐bukan nama sebenarnya, blogger senior yang dikenal dengan sebutan 'Si Mbok' ini menceritakan tentang inti acara Mahakarya Indonesia. Perlombaan menulis blog dengan tema rempah-rempah yang akan berlangsung selama 5 minggu. Setiap minggunya akan dipilih seorang blogger sebagai pemenang, dan dari kelimanya akan dipilih dua blog terbaik dengan hadiah utama, yaitu perjalanan budaya ke Ternate-Tidore di Maluku Utara.

          Bulat sudah tekad mengikuti lomba ini. Bukan karena hadiahnya, tapi karena ada cerita di kepala yang ingin saya bagi pada para pembaca. Menghela napas saat tulisan Kekayaan Rempah di Negeri Lonthoir selesai, bercerita tentang perjalanan saya ke sebuah desa di pulau Banda Besar, salah satu pulau di kepulauan Banda, Maluku Tengah. Mengunjungi perkebunan pala dan mendengarkan tentang sejarah buah rempah yang harus dibayar dengan darah.

          Tulisan pun siap dikirimkan, walau saya tahu kemungkinan kecil untuk bisa menang. Pesimis? Bukan, tapi karena sudah biasa tidak pernah menang. Sejak kecil boro-boro lomba tujuh-belasan, undian berhadiah dan doorprize pun tak pernah saya dapatkan. "Bukan tidak beruntung, tapi harus rela meraih sesuatu yang diinginkan dengan kerja keras," begitu kata ibu saya berusaha menenangkan.

          Mata terasa panas karena berusaha tak berkedip memandang layar monitor, membaca e-mail yang mencantumkan nama saya sebagai pemenang minggu ke-4 Mahakarya Indonesia, saya takut bila berkedip nama saya akan hilang seketika. Penasaran dengan blog pemenang mingguan yang lain, ternyata membaca blog mereka malah membuat ciut nyali. Tulisan-tulisan serius yang berbobot dan sarat informasi, membuat saya tak berani berharap lebih banyak lagi.

          Tapi kemudian datang e-mail yang memberitahukan bahwa saya adalah salah satu dari dua pemenang utama. Ajaib! Rasa takjub bukan kepalang pun tak hilang sampai sekarang. Karena saya tak tahu bagaimana seharusnya menunjukkan ekspresi kemenangan, saking girangnya saya tertawa-tawa, meloncat-loncat, lalu berputar-putar sambil memeluk tiang.




          Tak hanya memberi hadiah berupa ponsel berkamera canggih Samsung Galaxy K-zoom dan Deuter daypack, Mahakarya Indonesia juga akan mengajak orang-orang kondang dalam perjalanan ke Ternate-Tidore. Muhammad Zamroni @matripe ‐blogger yang juga pemenang utama, Si Mbok @venustweets ‐blogger senior, Motulz @motulz ‐blogger yang pandai menggambar, Barry Kusuma @barrykusuma ‐fotografer, JJ Rizal @JJRizal ‐sejarawan, dan Putu Fajar Arcana ‐redaktur budaya harian Kompas. Tak sabar rasanya pergi bersama orang-orang hebat ini, menikmati perjalanan budaya yang dipandu @gelar_nusantara, menyusuri jejak rempah di Ternate dan Tidore, dua pulau bersejarah di Maluku Utara.

Comments

No comments yet. Be the first to comment!

Leave a Comment