Al Irsyad. Masjid Tanpa Kubah

Category: Rumah Ibadah • Author: Terry Endropoetro • Published on: 2017-02-24

Tak ada keharusan rumah ibadah harus memiliki kubah besar dengan lengkungan dan hiasan megah. Tapi tanpa kubah, beberapa kali melintas di jalan raya Kota Baru Parahyangan tak juga menemukan masjid yang dicari.



Tertutup deretan pohon yang tumbuh di pinggir jalan, dari kejauhan Masjid Al Irsyad seperti bangunan biasa saja. Masjid ini dirancang tanpa kubah. Bentuknya persegi terinspirasi dari bentuk ka'bah. Didominasi warna putih dan kelabu. Tampaknya sederhana, tapi kalau diperhatikan detilnya ternyata tidak sesederhana bentuknya.



Tulisan Allah tertera pada dinding di atas pintu masuk. Menggunakan pintu kaca yang sekaligus menjadi penanda batas suci. Selurusan dengan pintu masuk langsung tampak ruang terbuka di seberang ruangan. Tempat mimbar berbentuk minimalis di letakkan. Di belakangnya terhampar kolam yang di tengahnya ditempatkan sebuah bola dengan kaligrafi bertuliskan Allah.



Ruangan masjid memang didesain tanpa pendingin. Selain dinding di belakang mimbar memang dibuat terbuka, udara juga mengalir dari lubang-lubang di dindingnya yang terbuat dari susunan concrete block, yang bila (dilihat dari luar masjid) diperhatikan dengan teliti akan terbaca 2 kalimat syahadat.



Dirancang oleh Ridwan Kamil, masjid Al-Irsyad yang mampu menampung 1.500 jamaah ini pernah meraih penghargaan The Best 5 World Building of The Year 2011 untuk kategori Bangunan Religi, versi Archdaily & Green Leadership Award tahun 2011 dari BCI Asia. Keren, ya.











"Ayo, sholat dulu," kata Ifan dan Alle (teman seperjalanan #ExperienceKBP), lalu kami menuju tempat wudhu yang berada di sebelah kanan, di sisi luar masjid. Melewati selasar dengan tiang-tiang yang menyangga atap. Di pintu masuk tempat wudhu ada kolam kecil berisi air. Siapa pun yang lewat pasti harus mencelupkan kaki di situ.



Muka dan kepala masih terasa dingin terkena air wudhu saat saya duduk bersimpuh di atas karpet empuk masjid. Memandang langit-langit tinggi bercahaya redup dari lampu di dalam pilar-pilar yang menggantung. Setiap ujung pilar tertutup dengan hiasan kaligrafi bertuliskan Asma'ul Husna. Tak perlu dihitung lagi, karena sudah jelas ada 99 pilar semuanya.

Kalau sudab begini hanya bisa berucap Alhamdulillah, masih diberi kesempatan bersujud. Mempererat hubungan dengan Sang Pencipta, agar selalu diberi petunjuk dan dipandu di jalan yang benar sepanjang hidup. █

Comments

No comments yet. Be the first to comment!

Leave a Comment