Amankan Anak di Dunia Maya

Category: Segala Rupa • Author: Terry Endropoetro • Published on: 2016-11-27

Teknologi internet sesungguhnya cukup membantu dan mempermudah kita untuk mengetahui banyak hal. Sebagai jembatan berkolaborasi dan bersosialisasi oleh segala usia. Namun, bila tak pandai-pandai memilih dan mengaplikasikannya, bisa jadi bumerang di masa mendatang.



Siang itu, pada acara Internet Sahabat untuk Anak beberapa kelompok anak mempresentasikan poster buatan mereka tentang dunia maya. Kelompok termuda, menggarisbawahi pentingnya pengaturan waktu untuk bermain internet. Antara 2-4 jam saat hari sekolah dan 2-6 jam di hari libur. Namun tentunya hal ini sangat berkaitan dengan kebijakan orang tua di rumah. Bagaimana pun kegiatan ini harus dalam batas kewajaran, agar tidak merusak mata dan hilangnya konsentrasi anak karena kelelahan.



Kelompok lain membuat poster tentang banyaknya hal-hal negatif di dunia maya yang harus diwaspadai, seperti situs porno, cybercrime, berita-berita hoax, chainmail, dan juga cyberbullying.



Sementara poster dari kelompok yang lebih dewasa, menganjurkan agar sekolah-sekolah mengadakan edukasi berkelanjutan tentang dunia maya. Dibuat iklan-iklan layanan sosial berdurasi pendek tentang ragam kejahatan dunia maya dan disebarkan di kalangan masyarakat. Termasuk menyarankan pemblokiran situs-situs berkonten negatif.



Mereka pun memberi informasi singkat tentang Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan & Anak (P2TP2A), yang siap menerima laporan dan melindungi anak yang berada dalam keadaan bahaya atau beresiko, yang mengalami kekerasan pada anak di dunia nyata maupun di dunia maya.







JAHATNYA DUNIA MAYA

Acara Internet Sahabat untuk Anak merupakan rangkaian dari Festival Puspa (Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (KPPA) digelar pada November 2016, bekerja sama dengan Yayasan Sejiwa dan SD Gemala Ananda, mengumpulkan anak-anak berusia 6-18 tahun perwakilan dari beberapa sekolah, mulai SD, SMP, SMA, dan Sekolah Kejuruan.



Acara ini memberi pemahaman pada anak-anak dan remaja juga tip-tip agar selamat di dunia digital. Walau tujuannya sederhana namun akan sangat berarti dalam kehidupan mereka selanjutnya.



Dunia maya menjadi lahan subur bagi beberapa orang yang tak bertanggung jawab. Maka anak-anak harus tahu bahwa melalui internet ada hal-hal yang bisa membahayakan mereka, antara lain dengan:


  • Menipu agar kita melakukan hal yang tidak kita mau.

  • Memperlihatkan foto atau video yang tidak pantas.

  • Memperlihatkan konten pornografi.

  • Membagikan posting foto atau video pribadi milik kita.

  • Membocorkan rahasia kita.

  • Mengatakan sesuatu hal negatif yang tidak benar tentang kita.

  • Mengajak bergabung dengan kelompok teroris radikal.

  • Membuat kita mempercayai informasi yang tidak benar.


Maraknya situs pornografi yang bisa muncul sendiri tanpa dicari. Dan tanpa disadari, anak-anak dan remaja juga bisa masuk dalam dunia pornografi, bila tanpa sengaja melihat situs-situs porno, mengunduh, kemudian ikut menyebarkannya melalui media sosial.



Bila tak diawasi, melalui game online anak bisa saja terjebak dalam perjudian. Hal ini biasa terjadi karena ajakan teman sebaya yang bermain internet bersama. Awalnya coba-coba akhirnya kecanduan.



Melalui dunia maya, orang-orang yang tak bertanggung-jawab menggunakan sosial media dengan memanipulasi data diri, berperan sebagai teman sebaya mendekati anak-anak dan remaja. Dan tak jarang berakhir dengan penculikan.



Oleh orang-orang itu, kebiasaan narsis para remaja yang gemar berfoto selfie, dimanfaatkan untuk hal-hal negatif. Para remaja kadang menggampangkan, (sebelum akhirnya sadar) mereka sudah terpedaya berfoto dengan pose-pose seronok. Secara tak sadar mereka sudah menjadi korban ekspolitasi seks dan dijadikan pemenuhan kebutuhan orang dewasa.



Jangan salah, biasanya para penjahat dunia maya ini sudah mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang lingkungan keluarga, sekolah, hingga kehidupan sosial calon korban. Jadi bila satu kali terjebak, ancaman untuk menyebarkan foto jadi senjata ampuh untuk melanjutkan aksi kejahatan mereka. Sekali melakukan kesalahan, dampak yang timbul kemudian menjadi di luar dugaan. Kalau sudah begitu bagai runtuhlah dunia dan masa depan si anak.



LINDUNGI DIRI SENDIRI & KELUARGA

Kejahatan dunia maya menjadi masalah semua negara. Beberapa negara bahkan sudah memberlakukan undang-undang perlindungan anak korban kejahatan internet.Walaupun di Indonesia, Kementerian Komunikasi & Informatika (Kominfo) mengaturnya dalam undang-undang ITE, namun pengawasan dan bimbingan orang tua menjadi pelindung terbaik anak agar berinteraksi secara sehat dan aman di dunia maya. Antara lain dengan mengajarkan mereka untuk:



Menjadi pengguna teknologi yang bertanggung jawab:


  • Memperlakukan orang lain sebagaimana mereka ingin diperlakukan oleh orang lain. Jangan memperolok atau mengecam orang lain di dunia maya.

  • Menyebarkan pesan positif.

  • Berpikir terlebih dahulu sebelum mempublikasikan ide, foto, atau video. Karena apa pun yang disebarkan secara online (walaupun hanya untuk teman dan kerabat) dapat tersebar luas, permanen, dan sulit dihapus.

  • Berhati-hati dan kritis saat menggunakan gadget. Gunakan di tempat dan waktu yang tepat.


Berhati-hati setiap kali terhubung dengan internet:

  • Menggunakan pengaturan privasi pada akun media sosial.

  • Berhati-hatilah menampilkan foto atau video pribadi, lokasi (saat ini), dan informasi lain yang seharusnya dirahasiakan.

  • Membuat password yang sulit diketahui/dipecahkan orang lain.

  • Mem-follow teman yang betul-betul kita kenal dengan baik.

  • Memblokir atau menghentikan komunikasi dengan orang, halaman, atau perusahaan yang membuat merekatidak nyaman.


Bagi para orang tua yang gagap teknologi jangan berkecil hati. Walau tak mampu mengoperasikan bukan berarti mereka tak bisa mengawasi. Jangan malu untuk belajar dari mereka tentang penggunaan internet dan sosial media.





KE MANA MENGADU?

Bila terjadi sesuatu pada anak bisa melapor ke P2TP2A:


Bila mengetahui situs atau akun yang berkonten negatif bisa melaporkan ke:



Comments

No comments yet. Be the first to comment!

Leave a Comment