Kakao dari Kolaka

Category: Segala Rupa • Author: Terry Endropoetro • Published on: 2016-05-10

Siapa yang tidak suka rasa cokelat? Hasil olahan dari biji kakao ini biasa kita temui dalam bentuk makanan dan minunan. Campurannya dalam permen, cokelat batangan, campuran kue dan roti membuktikan bahwa cokelat menjadi rasa yang disenangi banyak orang.



Seharusnya kita bangga, karena Indonesia menjadi salah satu negara pemasok terbesar yang mempunyai kualitas kakao ketiga terbaik di seluruh dunia. Ternyata, dari seluruh perkebunan kakao di Indonesia, 60%-nya berada di Sulawesi. Saya pun baru tahu, ternyata sudah ada Agrowisata Kampung Kakao di desa Salomba, Kolaka, Sulawesi Tenggara.



Di kawasan seluas 300 hektar ini pengunjung bisa berjalan-jalan di tengah kebun kakao milik masyarakat, melihat proses pasca panen.
Buah-buah kakao yang sudah benar-benar matang sempurna, dipisah dari yang belum matang, dan biji-biji kakao yang tercecer karena buah sudah terlanjur jatuh ke tanah.



Memukul kulit buah dengan kayu merupakan cara tradisional untuk membelah buah kakao. Biji-biji kakao di bagian dalamnya dikumpulkan kemudian difermentasi. Prosesnya memakan waktu beberapa hari dan mengubah warna biji menjadi gelap. Agar terlepas dari kotoran, biji-biji kakao dibersihkan dengan cara diayak. Setelah itu dijemur di bawah sinar matahari hingga benar-benar kering, sebelum dimasukkan ke dalam karung dan disimpan di dalam gudang.



Kawasan yang dilengkapi dengan jembatan gantung, air mancur di taman, dan tempat makan menjadikan kawasan yang ramah bagi anak-anak. Ditambah lagi adanya galeri yang menjual beragam olahan serba cokelat buatan masyarakat setempat atau pabrikan yang menggunakan biji kokoa yang ditanam di Kolaka. Pasti mendadak 'lapar mata'.



Menurut Bachrun Hanise, Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Kolaka, agrowisata ini bertujuan memberi edukasi kepada siapa saja yang berkunjung ke sana tentang tanaman kakao. Bahkan bila ada yang serius ingin mencoba menjadi petani kakao, disediakan pula tempat pelatihannya.



Tapi sebenarnya sebagai wisatawan, atraksi sesungguhnya bisa didapat bila kita menginap di rumah warga setempat yang dijadikan homestay. Dengan tinggal lebih lama, kita bisa berinteraksi secara langsung dan merasakan kehidupan para petani. Melihat bagaimana mereka memelihara kebun, dan bila berkunjung saat panen kita bisa melihat ratusan buah menggantung di satu pohon. Mungkin malah diperbolehkan mencoba ikut memanen buah kakao yang sudah matang. Seru, kan! █



Bagaimana ke Kolaka?

Pesawat:

> Jakarta - Makasar - Kolaka.

> Jakarta - Kendari, dilanjutkan dengan 3 jam perjalanan darat.

Comments

No comments yet. Be the first to comment!

Leave a Comment