Berkenalan dengan Si Mbak Ini
Category: Jalan-jalan • Author: Terry Endropoetro • Published on: 2016-05-09
Pertama kali bertemu di acara makan siang bersama Dji Sam Soe-Mahakarya Indonesia, saya hanya sempat berjabat tangan. Tak banyak berbincang karena Si Mbak yang satu ini harus segera berpindah ke acara lain. Sibuk sekali tampaknya.
"Si Mbok." Begitu semua orang memanggilnya akrab. Tangan saya mengetik pesan pada Prast Lampard (seorang sahabat yang memperkenalkan saya pada dunia media sosial). "Itu mbak Venus. Akun twitternya @venustweets. Dia dedengkotnya blogger," begitu pesan balasan dari Prast. Wooooo...
Pertemuan berlanjut beberapa hari kemudian di bandara Soekarno Hatta dalam perjalanan ke Ternate, Maluku bersama tim Dji Sam Soe-Mahakarya Indonesia. Terus terang, sewaktu ngobrol saya masih takut-takut gitu, deeeh ha... ha... ha... saya terus menebak-nebak bagaimana sifat Si Mbak Ini.
Di pesawat posisi tempat duduk kami jauh terpisah. Tapi sesampai hotel di Ternate, kami ditempatkan di satu kamar. Si Mbak yang ternyata cukup murah hati membagi ilmu ini selalu tidur sebelum tengah malam dan bangun dini hari untuk bekerja. Saya sempat membuka setengah mata melihatnya sibuk di depan laptop, sementara saya kembali menarik selimut dan meneruskan tidur sampai pagi.
Sepulang dari Ternate, Si Mbak yang sibuk ini tetap bisa dihubungi. Menghargai orang yang selalu ingin belajar hal-hal baru, baginya ketidaktahuan bukan sebuah kebodohan tapi memang proses belajar. Ini yang membuat saya tak malu bertanya segala macam tentang dunia persilatan para blogger. sampai ke hal terbodoh yang saya tanyakan pun dijawabnya.
Makin sering bepergian bersama ke Banyuwangi, Bromo, Malang, Surabaya, juga Singkawang, makin meyakinkan saya bahwa Si Mbak Ini ternyata orang yang menyenangkan, suka mencoba segala makanan, dan bisa juga diajak norak-norakan ha... ha... ha....
Banyak kejadian lucu dan berkesan di setiap perjalanan. Salah satunya saat kami sama-sama tak membawa 'baju bagus' untuk makan malam, sementara para beauty blogger dari Singapura yang ikut dalam famtrip tersebut tampil kemilau.
Hal yang juga tak terlupakan pada perjalanan Dji Sam Soe-Mahakarya Indonesia ke Wamena, Papua, adalah mendengar Si Mbak Ini puluhan kali berucap, "Ya, ampun bagusnya...," selama perjalanan berjam-jam di lembah Baliem.
Di Wamena juga, setelah menempuh jalur trekking yang becek dan berlumpur di hari pertama, membuat Si Mbak Ini berfikir mengganti sepatu sneaker kesayangannya dengan sandal gunung untuk melakukan trekking di hari berikutnya dan berhasil mendapatkan sepasang sandal gunung seharga Rp60.000 di salah satu pasar Wamena. Modelnya bagus, jahitannya cukup kuat, dan yang jelas kalau ditambah dengan ongkos tiket (pp) Jakarta-Jayapura-Wamena, jadilah sandal gunung termahal di dunia ha... ha... ha.... █
Comments
No comments yet. Be the first to comment!
Leave a Comment