Peribahasa Jawa di Kota Solo
Category: Jalan-jalan • Author: Terry Endropoetro • Published on: 2016-02-08
Trotoar tak hanya sekadar tempat bagi pejalan kaki, tapi juga bisa menjadi sarana pengingat kebaikan dan budi pekerti. Di Jalan Dr. Muwardi, Solo contohnya. Peribahasa Jawa, ditulis dalam bahasa latin dan aksara Jawa.
Semua peribahasa Jawa ini mengingatkan betapa kayanya sastra nusantara. Huruf latin yang disandingkan dengan aksara Jawa pun, menjadi harapan penyampaikan pesan yang baik, agar generasi muda tak lupa pada keluhuran budi pekerti bangsa sekaligus kekayaan budaya. Berikut 10 peribahasa Jawa yang dipajang sepanjang jalan. Semoga saya tak salah mengartikannya.
1. Rukun agawe sentosa, crah agawe buburah.
artinya: Bersatu kita kuat, bercerai kita bubar.
2. Sabar sahreh mesthi bakal pikoleh.
artinya: Kerja dengan sabar akna mendapat hasil yang baik.
3. Ngalem legining gula.
artinya: Menyanjung orang lain tapi mengharapkan pamrih.
4. Mikul dhuwur, mendhem jero.
artinya: Penghormatan terhadap orang tua wajib dilakukan.
5. Gagak nganggo lare merak.
artinya: Tipu muslihat untuk mengelabui lawan.
6. Banyu pinerang ora bakal pedhot.
artinya: Kebaikan akan terus mengalir, tak akan hilang.
7. Sembur-sembur adus, siram-siram bayem.
artinya: Doa-doa baik dan suci untuk anak cucu.
8. Pupur sadurunge benjut.
artinya: Waspada sebelum segala sesuatu terjadi.
9. Sepi ing pamrih rame ing gawe.
artinya: Suatu perbuatan yang luhur tidak mengharapkan apa-apa.
10. Tut wuri handayani.
artinya: Mengantarkan kehidupan anak dengan doa dan harapan yang baik.
Semoga bermanfaat untuk banyak orang.
Comments
No comments yet. Be the first to comment!
Leave a Comment