Menangkap Gerhana<br>dengan Seember Air
Category: Segala Rupa • Author: Terry Endropoetro • Published on: 2016-02-16
Saya dan beberapa teman —yang kala itu belum bersekolah, bersusah-payah mengangkut ember besar berisi air yang kemudian diletakkan di halaman depan rumah. Kata seorang teman, melalui bayangan air adalah salah satu cara bila hendak melihat gerhana matahari, agar mata kami tak buta. Lalu apakah kami berhasil melihat gerhana?
FENOMENA LANGKA YANG FENOMENAL
Setelah belasan tahun berlalu, pada 1983 gerhana matahari total benar-benar terjadi di Indonesia. Dan untuk kali pertama saya dan teman-teman masa kecil merasakan bagaimana siang yang tetiba berubah perlahan menjadi malam. Bedanya, kali ini kami tak lagi mengangkut-angkut ember air, melainkan menyaksikan bersama melalui layar televisi.
Dua tahun lalu, dari Hendro Setyanto M.Si, seorang astronom Institut Teknologi Bandung, saya mendengar bahwa gerhana matahari total akan terjadi lagi di Indonesia pada 2016. Kejadian langka yang menjadi sangat fenomenal karena kali ini hanya Indonesialah satu-satunya negara di dunia yang daratannya dilintasi gerhana. Tak tanggung-tanggung, jalur gerhana yang bermula dari Samudera Hindia dan berakhir di Samudera Pasifik ini akan melintas di atas 12 provinsi, yaitu Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
(Foto: NASA TSE 2016 Map)
WISATAWAN GERHANA
Gerhana matahari akan terjadi pada 9 Maret 2016, persis saat Hari Raya Nyepi yang jatuh pada hari Rabu di pertengahan minggu. Belum terjadi pun, fenomena alam ini sudah menjadi sorotan media dari seluruh dunia.
Menyaksikan gerhana matahari total tahun ini juga akan menjadi pengalaman pertama bagi banyak orang. Tak puas hanya menonton di layar kaca, banyak yang bersemangat dan antusias menjadi wisatawan gerhana. Memilih kota Palembang, Pangkal Pinang, Tanjung Pandan, Sampit, Palangkaraya, Balikpapan, Palu, Poso, Luwuk, Ternate, atau kota-kota di sekitarnya sebagai tujuan. Tak hanya wisatawan lokal, wisatawan manca negara pun sudah mengincar kesempatan ini jauh-jauh hari.
(Foto: Laskar Gerhana detikcom)
Kalau sudah begini, berarti transportasi menuju tempat yang dituju harus dipikirkan sebelumnya, begitu pula soal akomodasi. Bukan tak mungkin, hotel berbintang hingga losmen kelas melati pun akan habis dipesan ribuan wisatawan yang datang. Mengingat beberapa kota yang sudah sibuk mengadakan acara dan lomba menjelang kedatangan sang gerhana, bagai menyambut kembali anak emas yang sudah lama tak pulang.
Bersemangat dan antusias sebagai wisatawan gerhana bukan berarti menjadi lengah. Walaupun saat bulatan kuning sudah benar-benar berubah menjadi hitam, dalam hitungan menit bisa dilihat dengan mata telanjang. Namun jangan terlena, karena sesaat sebelum bayangan bulan bergerak menutupi matahari dan sesaat matahari bersinar lagi itulah di mana radiasi dari matahari dapat merusak retina mata yang menatap langsung tanpa pelindung.
Karena tak terjadi tiap hari, dan hanya berlangsung 1,5 hingga 3 menit, jangan sia-siakan kesempatan menikmati proses terang berubah menjadi gelap kemudian kembali terang. Jangan lupa mengingat Tuhan yang Maha Kuasa atas pengaturan langit dan bumi. Dan jangan pula lupa lantunkan doa pada-Nya agar semesta mendukung. Udara cerah dan proses gerhana tak terhalang awan mendung. Dengan begitu, kelelahan dan penantian semua orang pun tak sia-sia. █
Lomba blog Laskar Gerhana detikcom
Comments
No comments yet. Be the first to comment!
Leave a Comment