Home >>Blog >Jalan-jalan

Terry Endropoetro's avatar

Kisah Bantal Kereta

Terjadi kehebohan ketika tak ada lagi fasilitas bantal di kereta eksekutif. Seorang teman bertanya, mengapa saya tak bereaksi apa-apa? Laaah, kenapa saya? Saya kan pengguna kereta ekonomi.

Di awal Januari 2020, PT Kereta Api Indonesia memberlakukan kebijakan untuk meniadakan fasilitas bantal di kereta eksekutif. Bantal kecil berwarna biru yang biasanya ada di setiap bangku, digantikan dengan bantal berwarna abu-abu dengan ukuran yang lebih besar. Bedanya, bantal ini tidak gratis, baru bisa didapat dengan cara menyewa seharga Rp10.000.

Dalam beberapa hari kebijakan ini ditarik kembali, karena mendapat banyak protes dari pengguna kereta. Dianggap dengan harga tiket eksekutif yang tidak murah, sudah selayaknya bantal menjadi salah satu fasilitas yang didapat penumpang kereta. Akhirnya, bantal biru kembali tersedia di setiap bangku.

Bagi saya, ada atau tidaknya bantal kereta tidak terlalu berpengaruh. Karena saya tidak pernah menggunakannya sebagai alas kepala. Bukan salah bantalnya. Tapi karena pengalaman 'luar biasa' saat saya mulai sering menggunakan kereta Cilacap - Yogyakarta sejak 1990-an. Kala itu hanya ada satu kereta yang tersedia, KA Purbaya. Kereta ekonomi ini melayani rute dari Purwokerto ke Surabaya selama 14 jam kalau tepat waktu.

Saat kereta berangkat dari Stasiun Purwokerto, saat itulah penumpang berebut menyewa bantal. Telat sedikit, tidak bakal kebagian. Dengan harga Rp5.000, bantal dengan ukuran cukup lebar itu bisa disewa sampai Surabaya. Dulu tidak ada larangan penumpang tidur di lantai. Mereka dengan santai meletakkan bantal di lantai, digunakan sebagai alas kepala, atau dijajarkan dijadikan kasur buat anak. Bahkan, saking kerasnya jok kursi kereta ekonomi, bantal juga sengaja disewa untuk dijadikan alas duduk. Luar biasa ya, multifungsi sekali.

Tapi sejak saat itulah saya berhenti menyewa bantal. Sampai sekarang, di kala fasilitas kereta sudah sangat bagus dan saya sudah mampu membeli tiket kereta eksekutif. Saya bertahan tidur duduk tanpa bantal sebagai sandaran kepala. Mungkin setelah perjalanan bertahun-tahun, leher saya sudah fleksibel dengan goyangan kereta.

Padahal saya tahu (pernah iseng bertanya pada Bapak Kondektur), bantal-bantal kereta eksekutif yang tersedia sangat dijaga kebersihannya. Setiap kereta eksekutif yang sampai di stasiun tujuan, sarung bantal dan sarung sandaran bangku pasti diganti dengan yang baru. Semua higienis.

Tapi sudah jadi kebiasaan, mau bagaimana lagi. Biasanya bantal kereta cuma buat dipeluk-peluk, lumayan bikin perut hangat atau saya letakkan di kantung bangku. Ayo, siapa yang mau naik kereta dan duduk di sebelah saya? Kamu bakal dapat satu bantal ekstra. █


Comments (2)

Topic:
Sort
0/5 (0)
Facebookdel.icio.usStumbleUponDiggGoogle+Twitter
Gravatar
Dewi Safitri says...
Kak maaf, kira-kira kakak tau nggk bahan salut bantalbya itu dari bahan apa? Kalau tau, kasih tau aku ya kak buat tugas ;)

Add Comment

* Required information
(never displayed)
 
Bold Italic Underline Strike Superscript Subscript Code PHP Quote Line Bullet Numeric Link Email Image Video
 
Smile Sad Huh Laugh Mad Tongue Crying Grin Wink Scared Cool Sleep Blush Unsure Shocked
 
2000
 
Notify me of new comments via email.