Home >>Blog >Segala Rupa

Terry Endropoetro's avatar

Bebas Flu saat Traveling

Kalau orang-orang pijat badan saat liburan itu sudah biasa, semacam menikmati waktu bersantai. Ada juga yang pijat sepulang liburan untuk menghilangkan lelah. Tapi kalau saya malah pijat badan satu atau dua hari sebelum berangkat liburan. Tujuannya supaya saat memulai liburan, badan saya lebih bugar. Apa enaknya badan meriang apalagi terkena flu saat liburan?

Ini pernah terjadi pada saya saat liburan ke Ambon, Maluku. Mendadak terserang sakit kepala. Saya kira karena dehidrasi atau kelelahan. Pegal seluruh badan dan mulai terasa rasa ngilu sampai ke tulang. Disusul bersin-bersin, hidung gatal, dan meriang. Ah, jelas ini gejala flu.

Saya langsung minum obat, banyak minum air putih, minum teh manis hangat, makan makanan pedas berkuah, terus tidur. Keesokan hari bangun, sakit kepala hilang, badan sudah lebih mendingan, tapi ingus mulai meler dari hidung. Haduuuuh, menganggu sekali. Repot rasanya harus srat-srot-srat-srot sepanjang hari.

Flu adalah penyakit pernafasan yang disebabkan oleh virus influenza. Virus ini menginfeksi hidung tenggorokan dan paru-paru. Jadi selain pilek kadang diiringi batuk kering atau berdahak. Masa inkubasi virus influenza adalah 1 hari sebelum gejala muncul hingga 5 – 7 hari setelah benar-benar sakit. Penyakit ini sering dianggap sepele, tapi jelas mengganggu aktivitas.

Sebal! Rasanya saya berangkat dengan suka cita, kok malah akhirnya sakit juga. Tapi kalau dipikir-pikir penyebabnya, ada beberapa kemungkinan:
- Kondisi badan tidak fit.
Bisa jadi. Karena menjelang keberangkatan, saya berusaha menyelesaikan tumpukan pekerjaan. Supaya bisa liburan dengan tenang, beberapa hari sebelum keberangkatan saya jadi kurang tidur.
- Perjalanan yang melelahkan.
Ini juga bisa. Lima jam penerbangan Jakarta – Ambon dan sesampai di Ambon langsung lupa diri, ingin ke sana-sini. Seperti tak mau rugi.
- Tertular penyakit di perjalanan.
Nah, ini paling mungkin. Karena di pesawat, penumpang di belakang saya berkali-kali bersin. Tampaknya dia sedang mengalami flu berat.

Jadi penasaran kan, bagaimana saya bisa tertular? Ternyata, penularan virus influenza bisa melalui beberapa cara:
- Droplets.
Yang namanya droplets itu, percikan yang keluar saat bersin. Sekali bersin, tersebar 20.000 droplets ke udara. Serapat-rapatnya mulut dan hidung ditutupi tangan atau tissue, partikel kecilnya tetap ada yang lolos juga.
Kontak Langsung.
Ya pastinya lah ya. Kalau orang selesai menutup hidung saat bersin, menyeka tangan seadanya lalu bersalaman dengan kita, otomatis kita bisa tertular. Mungkin saja saat meletakkan ransel di bagasi atas tempat duduk secara tidak sengaja saya memegang kopor penumpang yang bersin-bersin itu. Siapa tahu? Karena virus influenza bertahan di permukaan hingga 48 jam.
- Udara.
Penyebaran virus infeluenza 4 kali lebih besar di ruangan tertutup. Nah, tentu ini berlaku juga di dalam pesawat. Sistem resirkulasi di pesawat membuat penyebarannya 4,6 kali lebih besar. Jadi kalau ada penumpang di belakang memang sedang flu, bukan menuduh, tapi 80% resiko saya tertular ya dari dia.

Bebas Flu saat Traveling ini menjadi pembahasan wwcomid akhir November 2019 lalu di Paradigma Café, Jakarta Pusat. Intinya semua kembali pada daya tahan tubuh kita. Kalau kita memang sehat tentunya tak akan mudah tertular. Bagaimana agar tak mudah tertular, selain mengonsumsi vitamin sebenarnya ada satu cara lain, yaitu vaksin influenza.

Selain untuk orang yang (merasa) sehat, vaksin influenza ini cukup penting untuk mencegah flu bagi orang-orang berisiko tinggi terkena komplikasi serius dari influenza, seperti lansia berusia di atas 65 tahun, ibu hamil, anak-anak, penderita asma, penderita penyakit jantung dan stroke, penderita kanker, dan penyang HIV/AIDS.

“Vaksinasi influenza sebaiknya dilakukan 2 minggu sebelum kita berangkat liburan dan memberikan perlindungan terhadap influenza dalam jangka waktu 1 tahun. Saat hendak melakukan vaksinasi pun katakan tujuan liburan kita ke mana, ke tempat-tempat di belahan bumi utara atau selatan? Karena kandungan vaksin yang diberikan pun akan berbeda,” kata dr. Suzy Maria, SpPD (Satuan Tugas Imunisasi Dewasa PB PABDI).

Lalu bagaimana kalau bulan ini saya mau liburan ke kota di belahan bumi Selatan, lalu 3 bulan kemudian saya dapat tugas ke belahan bumi Utara. Bagaimana? Ternyata vaksin yang sudah disuntikkan masih ‘berlaku’ karena biasanya ada vaksin-vaksin yang memiliki kandungan yang sama. Makanya sebaiknya vaksinasi dilakukan di klinik kesehatan atau rumah sakit yang sama jadi data rekam medismu tercatat.

Oh ya, yang juga perlu diketahui, sekali suntik vaksin influenza ini dikenakan biaya sekitar Rp350.000. Tidak mahal dibanding sakit flu berhari-hari saat liburan. Menebus obat berkali-kali, eh, jatuhnya sama saja. Kehilangan kesempatan berharga pula saat liburan. Ayo, pilih yang mana? █


Comments

No comments yet.

Add Comment

* Required information
(never displayed)
 
Bold Italic Underline Strike Superscript Subscript Code PHP Quote Line Bullet Numeric Link Email Image Video
 
Smile Sad Huh Laugh Mad Tongue Crying Grin Wink Scared Cool Sleep Blush Unsure Shocked
 
2000
 
Notify me of new comments via email.