Home >>Blog >Icip-icip Kuliner

Terry Endropoetro's avatar

Ngopi Malam di Jakarta

Saat festival kopi, cobalah berdiri di depan barista. Pasti mereka akan segera menyodorkan kopi yang baru mereka seduh. Jangan langsung pergi, karena dari mulut mereka akan ada banyak cerita.

Itu yang terjadi saat saya mampir di acara ngopi-ngopi di Pasar Malam Rasuna. Bertempat di pinggiran sungai di seberang Epiwalk Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, acara ini digelar selama empat hari, 29 September – 2 Oktober 2018 lalu. Terselenggara atas inisiatif Komunitas Kopi Nusantara Regional Jakarta, bekerja sama dengan Epiwalk Moonriver.

Bertajuk Jakarta Coffee Night, acara ini merupakan bentuk kepedulian Komunitas Kopi Nusantara pada para petani kopi. Para penggiat kopi di Jakarta dan sekitarnya, yang terdiri dari petani, penjual, pemilik kedai kopi, dan pemilik kedai kopi ini tak lelah memberi info pada masyarakat tentang produk-produk kopi Nusantara. Mulai dari di mana bibit kopi ditanam, cara mengolah, sampai ke mana mereka menjual.

Yang ikut dalam acara Jakarta Coffee Night ini, adalah Barade Kopi, Buls Coffee, Comingsoon Coffee, Gregah Kopi, Horoskop Roastery, Jung Coffee, Kopi Dulu Cianjur, Kopi Cuan, Kopi Lintang, Kopi Sepeda Abah Wingky, Nara Street Coffee, Napu Coffee, Nutu Coffee, Lapak Ngopi Papacul, Patua Kopi, Pluss Coffee Indonesia, Roots Coffee, Sanghyang Coffee, Sadulur Sekop, Semeru Sirup, Star Corner, Siniae, Stetoskop Street Coffee, Tangent Roastery, Two Men Roastery, dan Waroeng Bako Coffee.

Semua menyediakan banyak produk kopi kemasan yang ditawarkan seperti green bean, roast bean, juga kopi yang sudah berupa bubuk. Asal kopinya dari seluruh daerah penghasil kopi di Indonesia. Robusta, Arabica, Liberica, hingga kopi Luwak (asli) pun ada. Cold brew dan cascara (teh dari kulit kopi) pun tersedia.

Nah, yang sekarang sedang tren adalah coffee drip atau bisa disebut kopi celup. Kopi yang sudah dikemas dalam kantung khusus, miriplah dengan teh celup. Bedanya, kalau teh celup, kantung teh dicelupkan ke dalam gelas berisi air panas, kalau kopi tidak. Kemasan khusus dibuat dengan kertas yang bisa dikaitkan di bibir gelas, setelah itu barulah dituang dengan air panas. Coffee dripdijual Rp10.000 per bungkus dan semua hasil penjualannya akan disumbangkan sebagai bentuk kepedulian Komunitas Kopi Nusantara pada bencana gempa dan tsunami di Palu.

Beruntungnya lagi datang ke Jakarta Coffee Night adalah selain bisa membeli beragam jenis produk kopi, kita bisa mencicipi kopi-kopi yang disiapkan langsung oleh 40 barista secara bergantian. Harga jelas ramah di kantong, malah kadang para barista (yang selalu bingung kalau tidak menyeduh) akan memberikan bonus untuk mencicipi berbagai seduhan jenis kopi lain. Bisa jadi beli satu, bonusnya dua. Senang kaaan…

Keseruan lain Jakarta Coffee Night adalah adanya kolaborasi komunitas kopi dengan Komunitas Sastra dan Puisi, Komunitas Motor Custom, dan Komunitas Tarot Jakarta. Puncak acara pada 2 Oktober 2018 ditandai dengan pembagian 2018 cup kopi gratis bagi siapa pun yang melintas di sekitar tempat acara berlangsung. Beberapa penggiat malah berkeliling membawa baki berisi gelas-gelas kertas berisi beragam jenis kopi. “Mau coba lagi?” tanya mereka, padahal saya baru menghabiskan gelas ke-8. Sampai tak ingat lagi jenis kopi apa saja tadi yang sudah saya telan ha… ha… ha… ha…

Walaupun acara kopi, yang dijual tak melulu kopi kok. Ada milk shake, juice, dan mojito. Selain untuk menarik masyarakat yang menyatakan diri ‘bukan peminum’ kopi, produk-produk yang biasanya tersedia dalam keadaan dingin itu menjadi minuman jeda. Menetralisir lidah dari rasa kopi.

Selain di Jakarta, acara yang sama digelar di beberapa kota. Antara lain Malioboro Coffee Night di Yogyakarta, Ijen Coffee Night di Banyuwangi, Malang Coffee Ethnic, Jepara Internatonal Coffee Day, Temanggung Coffee Night, Lampung Coffee Night, sementara Bandung Coffee Night akan digelar pada 27 – 28 Oktober 2018.

Inilah salah satu cara komunitas kopi memperingati Hari Kopi Internasional, dengan Merajut Kopi Nusantara. Sebuah usaha yang tak mengenal lelah, memperkenalkan kopi Indonesia ke seluruh dunia. Panjang umur petani kopi Indonesia! █


Comments (1)

Topic:
Sort
0/5 (0)
Facebookdel.icio.usStumbleUponDiggGoogle+Twitter
Gravatar
Nchie Hanie says...
Hahahhaaa..Ada Bir Sunda..
Poe Ayeuna Aing Seger Euy..

Selalu seru ya Mba kalo ngeliput kopi, pastinya aroma kopi menyelimuti, hmm..

Add Comment

* Required information
(never displayed)
 
Bold Italic Underline Strike Superscript Subscript Code PHP Quote Line Bullet Numeric Link Email Image Video
 
Smile Sad Huh Laugh Mad Tongue Crying Grin Wink Scared Cool Sleep Blush Unsure Shocked
 
2000
 
Notify me of new comments via email.