Home >>Blog >Segala Rupa

Terry Endropoetro's avatar

Bermain dengan Mahakarya Indonesia

Mahakarya itu karya terbaik yang dapat memuaskan lahir-batin dan memberi manfaat bagi orang banyak. Tak melulu karya megah dan membahana, karena bir pletok atau kerak telor Betawi pun bisa disebut mahakarya.

"Selain datang dari Tuhan seperti keindahan alam atau ragam flora-fauna, mahakarya juga tercipta dari kreasi manusia, seperti bahasa, seni budaya hingga kuliner," ungkap JJ Rizal.

Di paviliun Mahakarya Indonesia Jakarta Fair Kemayoran 2017, sejarawan berdarah Betawi ini mengajak melihat pembuatan Bir Pletok dan Kerak Telor sekaligus mencicipinya. Proses pembuatan yang membutuhkan kegigihan, ketekunan, kesabaran, dan juga gotong royong inilah mengapa dua kuliner khas Betawi ini menjadi Mahakarya Indonesia.

MENIRU TUAN & NYONYA
Terbawa dari kebiasaan para meneer dan mevrouw yang selalu meminum wine saat pesta. Orang-orang Betawi zaman dulu meniru membuat minuman dari ramuan racikan rempah seperti cengkeh, jahe, lada, serai, daun pandan, secang, yang dicampur dengan gula.

Minuman dengan cita rasa yang sensasional ini khusus disajikan saat pesta pernikahan dan menjadi penanda seberapa meriah pesta yang diadakan.

Asal penamaan Bir Pletok pun banyak ceritanya. Mengapa disebut bir, menurut JJ Rizal, karena warnanya merah, mirip wine. Dan orang-orang Betawi kaget mendengar bunyi 'pletok' ketika penyumbat botol dibuka.

Karena memiliki nilai sejarah serta  keunikan cita rasa, pada 2012 Bir Pletok dinobatkan menjadi satu dari 30 Ikon Kuliner Nusantara oleh Kementrian Pariwisata & Ekonomi Kreatif.

PERPADUAN PESISIR & PEDALAMAN
Sama halnya dengan Bir Pletok, Kerak Telor pun merupakan pencapaian rasa Mahakarya Indonesia. Pedagang makanan ini 'bertebaran' di sudut-sudut Jakarta Fair Kemayoran. Keunikan cara memasak Kerak Telor dengan membolak-balik panci diatas anglo selalu menjadi atraksi tersendiri.

Di balik makanan bercita rasa gurih ini ternyata ada muatan sejarah mengenai identitas masyarakat Betawi. Bahan utamanya adalah beras ketan yang dulu ditanam masyarakat Betawi di daerah pedalaman, seperti Bekasi dan Karawang.

Disajikan dengan taburan serundeng kelapa yang berbahan dasar kelapa. Buah hasil bumi pesisir Betawi. Saking banyaknya pohon kelapa di sana, pelabuhannya pun dinamai Pelabuhan Kalapa. Tak hanya daging kelapa yang diolah menjadi serundeng. Tapi batok kelapa pun berguna menghasilkan api yang panas dan tahan lama untuk membuat kerak telor matang dengan rata.

Sebuah perpaduan budaya hasil pertemuan pesisir dan pedalaman sehingga tercipta mahakarya rasa yang sempurna.

BERKARYA DI WAKTU SANTAI
Dalam sejarah batik dikenal tradisi ngerawit (sebutan untuk motif batik yang penuh dan rumit). Terinspirasi dari membatik, masyarakat Tulungagung, Jawa Timur melahirkan budaya nyenthe (kata dasarnya cethe) yaitu mengoleskan ampas kopi ke batang rokok menggunakan sebatang lidi. Membentuk motif-motif seperti sulur-suluran, tulisan sampai tribal.

Cethe merupakan gambaran bahwa ada kalanya manusia itu menjadi homo ludens, dimana manusia tidak selalu harus bekerja tapi juga perlu menyediakan waktu bersantai dan bermain. "Tapi dalam bersantai itu tetap menghasilkan suatu karya seni," JJ Rizal menjelaskan.

Budaya ini memang bukan berasal dari Betawi. Tapi ia tetaplah Mahakarya Indonesia. Diperlukan kesabaran dalam pembuatannya agar menghasilkan motif yang indah. Ketika saya mencoba kali pertama nyenthe  ternyata bukan hal mudah. Ampas kopi pun mbleber ke mana-mana.

BERMAIN & DAPAT HADIAH
Paviliun Mahakarya Indonesia yang berada di tengah keramaian Jakarta Fair Kemayoran ini. Bertingkat 2 dan di beberapa tempat di bagian luar dipasang tiang-tiang dengan bertuliskan 18+. Sebuah kebijakan yang sangat baik mengingat pengunjung Jakarta Fair Kemayoran berasal dari segala usia.

Salah satu yang menarik di paviliun ini adalah semua pengunjung bisa mendapatkan hadiah. Tapi, harus mengikuti tantangan terlebih dahulu. Siap? Anda akan diberi gelang kertas dengan 5 buah lingkaran. Tiap lingkaran menjadi tanda setiap tantangan.

Tantangan #1

Berfoto di museum mini ruang memorabilia. Anda bisa berfoto di ruang tamu, di depan warung-warungan, atau di depan daun-daun tembakau.

Tantangan #2

Berfoto di depan rak berisi bermacam-macam cengkeh dan tembakau di Indonesia.

Tantangan #3: Racikan Tangan Indonesia

Anda harus memasukkan tangan di 3 kantong tertutup. Meraba dan menebak cengkeh mana yang dipakai produk Mahakarya Indonesia.

Tantangan #4: Cipta Karya Indonesia

Ada 3 kotak tertutup berisi ramuan tembakau dan cengkeh. Anda harus menebak ramuan mana yang dipakai produk Mahakarya Indonesia.

Tantangan #5: Aroma Mantap Indonesia

Tantangan terakhir Anda harua melihat cengkeh di 3 kotak tembus pandang. Pilihlah mana cengkeh yang dipakai produk Mahakarya Indonesia.

Setiap jawaban yang betul, gelang Anda akan dilubangi. Kalau berhasil menjawab betul minimal 3 tantangan. Saya sudah mencobanya dan... 5 tantangan berhasil saya jawab dengan benar. Souvenir berupa kaos dan tumbler pun saya bawa pulang. █


Comments (1)

Topic:
Sort
0/5 (0)
Facebookdel.icio.usStumbleUponDiggGoogle+Twitter
Gravatar
Reh Atemalem says...
Akuuu suka bir pletok!

Add Comment

* Required information
(never displayed)
 
Bold Italic Underline Strike Superscript Subscript Code PHP Quote Line Bullet Numeric Link Email Image Video
 
Smile Sad Huh Laugh Mad Tongue Crying Grin Wink Scared Cool Sleep Blush Unsure Shocked
 
2000
 
Notify me of new comments via email.