
Kuliner Kawasan Tanjung Priok
Buat kalian yang tinggal atau beraktivitas di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara harus coba makan di Warung Ndoro. Buat kalian yang tidak tinggal di sana, boleh coba juga.
Selengkapnya...
Buat kalian yang tinggal atau beraktivitas di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara harus coba makan di Warung Ndoro. Buat kalian yang tidak tinggal di sana, boleh coba juga.
Selengkapnya...
Kota Gede ternyata tak melulu soal perak. Ada kudapan tradisional khas yang perlu dicoba. Walaupun bingung melihat bentuknya yang sekilas mirip kerang. Saya pun bertanya, “Iki opo?”
Banyak yang tidak sadar bahwa nenek moyang masyarakat Papua sudah lebih dulu mengonsumsi makanan organik dan melakukan teknik memasak slow cooking jauh sebelum hal ini jadi tren kuliner dunia.
Air panas yang keluar dari mulut ceret mengepulkan asap, merendam helaian daun teh kering di dalam gelas. Menghirup teh hangat di tengah hujan gerimis di lereng Gunung Wilis, seperti mengingatkan kembali pada jejak sejarah Tulungagung yang terlupakan.
Kalau ke Purwokerto, tidak melulu harus makan tempe mendoan. Boleh juga makan bakso. Cari yang paling hits? Ada. Tapi jangan kemalaman, nanti kehabisan.
Kalau jalan-jalan ke Purwokerto, biasanya kuliner khas yang dicicipi adalah mendoan, gethuk, sroto, sate, atau bakso. Nah, kali ini boleh juga mencoba makan ala Jepang-Jepangan. Tinggal siapkan perut saja!
Selengkapnya...
Kawasan pecinan Glodok terkenal dengan ragam kulinernya. Kuliner non halal banyak, tapi yang halal juga ada. Pempek bisa dijadikan salah satu pilihan. Apalagi (setahu saya) kedai pempek ini satu-satunya yang terlama di kawasan Glodok.
Selengkapnya...
Buka Puasa di Fave Hotel Puri Tak bisa menolak, ketika seorang teman mengundang saya untuk berbuka puasa. Siapa yang mengundang, dialah yang menentukan tempatnya. Tapi kadang tempat yang dipilih bikin mata saya kunang-kunang saking jauhnya.
"Boleh. Tapi jangan suruh saya yang cari tempat, ya," begitu jawaban saya kalau diajak bukber (buka bersama) di mall. Sudah beberapa tahun belakangan ini saya hampir tak pernah lagi berbuka puasa di mall. Menyerah saya!
Selengkapnya...
“Masakan boleh tak pakai cabai, tapi janganlah sampai andaliman tak ada,” begitu mamak-mamak Batak berujar pada anaknya yang hendak ke pasar. “Kalau tak ada andaliman, kau batalkan saja pesta!” Lanjutnya lantang dan keras.
Selengkapnya...
Kalau kalian dalam minggu ini melewati kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Sempatkan mampir ke halaman parkir gedung Sarinah. Temukan NESCAFÉ MASHUP WORLD! Masuknya cuma-cuma, tapi keseruan yang kamu dapatkan luar biasa.
Apa istimewanya bubur ayam ini? Di mana-mana juga ada. Mulai dari gerobakan sampai hotel bintang lima. Bahan dasarnya juga sama, nasi yang dijadikan bubur. Lalu apa yang bikin kedai yang saya datangi ini istimewa?
Jalan kecil di sebelah Savoy-Homann dipenuhi para pedagang kuliner. Dibanding gerobak-gerobak moderen dengan kaca tembus pandang, gerobak pikul jadi lebih menarik perhatian. Nah, ini yang kami cari!
Jika ada ajakan ke Puncak, Bogor di akhir minggu, yang terbayang adalah kemacetan yang harus dilalui. Tapi kalau berkunjung ke sana Senin sampai Jumat malah seru. Tak perlu jauh penanjak, ke tempat k sudah bisa mendapatkan kesenangan dan dijamin kekenyangan!
Saat festival kopi, cobalah berdiri di depan barista. Pasti mereka akan segera menyodorkan kopi yang baru mereka seduh. Jangan langsung pergi, karena dari mulut mereka akan ada banyak cerita.
Melihat di depan saya sudah ada mangkuk kaca, whisk, cream cheese dan whipped cream yang sudah disiapkan dalam kantung-kantung. Saya langsung mules! Karena urusan bikin-bikin kue sebenarnya ‘bukan gue banget’. Karena biasanya kalau memanggang kue selalu ada rasa sari gosongnya.
Selengkapnya...
Kalau kalian bertandang ke Yogyakarta, jalanlah sore-sore ke Masjid Matrama Kotagede. Kalian akan lihat orang-orang bergerombol dekat pintu gerbang masuk. Jangan salah sangka, itu bukan ritual keagamaan, tapi antrean pembeli jamu.
Lama sekali saya memandang kotak kemasan kopi berwarna cokelat ini. Dengan warna keemasan tertulis di bagian atas, ‘Ginseng Coffee’. Di bagian bawahnya ada huruf-huruf yang disela-selanya terdapat gambar petir berwarna merah. ‘Kunyit’. Kok kunyit? Apa rasanya kopi dengan kunyit? Kopi atau ramuan jamu?
Sempat bingung saat hendak membeli oleh-oleh di Pontianak. Pertama karena ternyata pada hari Minggu banyak toko yang tutup. Giliran menemukan toko oleh-oleh, bingung lagi memilih mau beli apa saking banyaknya pilihan.
Pontianak adalah surga bagi pecinta kuliner. Banyak ragam yang bisa dicicipi. Mulai camilan sampai makanan besar semua ada. Salah satu yang khas dan mudah ditemui adalah mietiauw.
Memasuki halaman stasiun kereta, harum aroma kopi merebak di mana-mana. Juga di dalam kereta. Kopi diseduh dan dibagikan kepada para penumpang. Gratis! Sepanjang perjalanan.
Bayangkan nikmatnya kalau bisa minum kopi gratis di stasiun. Bisa! Bahkan bukan cuma secangkir dua cangkir tapi ada ribuan! Wah, bisa jadi Anda malah tak akan sempat mengantuk sepanjang perjalanan berkereta.
Seberapa kalian mengenal Papua? Sudah pernah pergi ke sana? Kalau belum, boleh coba kenali Papua dari cita rasa kulinernya. Tak perlu pegi jauh ke sana, di Jakarta juga bisa.
Jangan bingung kalau lapar malam-malam di Semarang. Di warung ini, pengunjung yang baru duduk pasti langsung ditanya mau makan apa? Nasi goreng ada. Mi atau bihun juga ada, mau digoreng atau rebus?
"Apa makanan khas Sumba, Pak?" tanya Vira Tanka pada seorang penjaga warung di pinggir jalan, saat ia pertama kali ke Sumba. Tanpa ekspresi bapak itu menjawab, "Beras." Habis rasa bingung, Vira bertanya lagi, "Makanan lainnya?" Jawaban yang didapat adalah "Ayam."
Kalau di Yogya ada nasi kucing atau dikenal dengan angkringan, di Solo ada wedangan. Keduanya punya kemiripan, yaitu porsinya sedikit-sedikit. Bedanya, pilihan menu wedangan lebih 'meriah'.
Niatnya cuma sekedar mampir minum kopi sebentar ternyata malah jadi ngobrol berjam-jam dan tak berhenti mencicipi 5 makanan yang disajikan ala restoran berbintang. Mau bagaimana lagi? Enak, sih!
Kalau berbicara tentang petani penyadap nira, saya langsung teringat Darsa. Tokoh dalam novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari, yang lumpuh akibat terjatuh dari ketinggian pohon kelapa.
Terus terang, awalnya saya tak cukup antusias ketika diajak berkunjung ke rumah produksi nopia. Tapi begitu melihat langsung proses pembuatannya, rasa takjub pun timbul bahkan menyesal sempat meremehkan kue khas Banyumas ini.
Selengkapnya...
Diletakkan di atas piring berlapis daun pisang. Beberapa jenis umbi-umbian ini malah menarik saya mendekat. Tenyata sajian seperti ini biasa dihidangkan untuk menjamu tamu. Sederhana namun kaya warna, bentuk, dan cita rasa.
1
Selengkapnya...Saat bertandang ke lapak kopi salah satu pasar tradisional di Bandar Lampung. Di antara kaleng-kaleng penuh berisi biji-biji berwarna hitam legam, pedagang kopi menyodorkan segenggam biji kopi berwarna kehijauan.
Dulu kali pertama ke Balikpapan, kaget juga saat diajak ke Pasar Kebun Sayur. Pasar yang saya pikir khusus sayur-mayur ternyata merupakan pusat cindera mata dan batu mulia. Dalam kesempatan kedua ke Balikpapan, beberapa teman bertanya. "Sudah mampir ke Pasar Segar?" Saya jadi menebak-nebak, kali ini pasar macam apa lagi yang bakal saya temui?
Selengkapnya...
Bila berkunjung ke Jember, sempat tidak sempat tetap harus disempatkan ngopi-ngopi di kolong jembatan ini.
Saya langsung mengangguk setuju ketika diajak sarapan makan nasi pecel paling kondang di Jember. Tapi begitu piring hidangannya datang saya langsung geleng-geleng kepala.
Bingung juga, namanya Gerobak Betawi. Tapi ternyata tak hanya menghidangkan makanan khas Betawi. Ada sekitar 90-an pilihan makanan lainnya, mulai nasi, mi, hidangan berkuah, bubur, iga, ikan, ayam, ikan, cumi, tumisan, dan semuanya berbumbu juga bercita rasa khas Nusantara.
Kalau kebetulan terjebak macet di pusat Jakarta atau sengaja mencari suasana nyaman buat ngopi-ngopi, tempat ini bisa jadi pilihan. Karena buka dari pagi hingga dini hari.
Bukan berarti makan waktu hujan deras. Tapi mencicipi kuliner khas setempat dalam waktu singkat di sela-sela jadwal yang padat.
Ketika melintas, kedai mungil ini hampir terlewat. Untung warna kuning yang dominan menarik perhatian dan bikin penasaran.
Selengkapnya...
Kalau datang ke tempat makan, selain rasa dan harga, ada hal lain yang harus diperhitungkan. Porsinya bikin kenyang atau tidak?
Yang rencananya cuma minum, akhirnya malah pesan makan. Semua bilang tidak lapar, tapi setiap ada makanan di meja langsung habis tandas sekejapan mata.
Jenis makanan yang ada di daftar menu KINCIR sudah terasa 'akrab', karena resto di Jakarta Utara ini menyajikan beragam makanan Indonesia. Mau tahu apa saja yang saya makan siang itu?
Kunyit yang diracik menjadi jamu biasanya dicampur dengan asam jawa sebagai penambah rasa. Ternyata kalau dipadu dengan bahan lain, minuman tradisional ini bisa tampil kekinian dan 'naik kelas'.
Selengkapnya...
Mendaftarkan diri menjadi salah satu peserta Kelas Jamu di kedai Suwe Ora Jamu, Jakarta beberapa waktu lalu, berawal dari sebuah kenekatan. Karena sebenarnya saya tidak suka minum jamu.
Selengkapnya...
Begitu seruan mbok jamu kalau lewat sambil menggendong bakul di punggung, diikat kain gendong menyelempang di bahu. Bakul itu penuh dengan botol-botol besar jamu paitan, kencur, jahe, temulawak, kunyit, asam jawa, madu, juga termos air. Membayangkannya saja sudah membuat punggung terasa pegal.
Tak perlu lagi jauh-jauh bermacet-macetan ke Jakarta Utara atau Jakarta Barat, warga Jakarta Selatan juga memiliki tempat andalan untuk menikmati seafood. Dijamin bisa 'memanjakan' lidah dan perut Anda.
Berawal dari berjualan keliling dengan pikulan di Surabaya, hingga akhirnya soto ini tersohor sampai ibukota.
Dua hidangan sup sapi khas Sulawesi Tengah ini dimasak dengan bumbu-bumbu, yang satu dihidangkan dengan tulang yang satu lagi penuh jeroan. Sama-sama bercita rasa gurih dan 'berlemak'.
Selengkapnya...Awalnya saya mengira, makanan ini merupakan olahan khusus potongan dada ayam. Ternyata, uta berarti kuah, dada berarti santan. Salah satu makanan khas suku Kaili, suku terbesar di Sulawesi Tengah.
Pertama kali ke Kendari, yang terbayang adalah menyantap ikan bakar sepuas-puasnya. Sempat heran juga ketika duduk di salah satu rumah makan, hidangan yang dikeluarkan malah olahan serba daging yang disajikan dengan kuah bening. Dan ternyata....
Selengkapnya...Sajian dari dua jenis kerang ini saya cicipi dengan hati senang. Gurih. Enak. Yang satu berbumbu, yang lainnya bikin mulut belepotan.
Selengkapnya...Kalau ikut trip kuliner, siapkan lidah. Karena semua hidangan harus dicicipi agar tahu apa cita rasa sebenarnya. Untuk menjaga agar tak kekenyangan, setiap hidangan dicicipi beramai-ramai. Pagi itu, hidangan demi hidangan terus berdatangan silih berganti di atas meja. Aroma dan tampilannya menggiurkan dan membuat 'lapar mata'. Yang rencananya mencicipi seujung sendok akhirnya malah jadi sepiring.
Selengkapnya...Belanga dari tanah liat di atas meja terus saja mengepulkan uap. Di bagian bawah meja memang ada tungku yang apinya terus menyala membuat air di belanga tetap panas dan dedaunan di dalamnya makin menghitam. Baru kali ini saya menyeruput air rebusan daun kopi, beraroma kopi namun rasanya lebih mirip teh. Minuman yang disajikan dalam tempurung kelapa ini, bukan sekedar minuman tradisional. Namun, ada kisah di baliknya.
Selengkapnya...Tulisan 'Roti Cane' di etalase sederhananya yang berwarna biru menarik perhatian saya. Kedai kecil yang berbagi tempat dengan penjual kopi. Saat saya dan @atemalem memutuskan untuk memesan, seorang pengunjung kedai beranjak dari bangku panjang dan berkata, "Tunggu, saya panggilkan dulu penjualnya."
Selengkapnya...Makanan ini disebut dengan nama chai kue (dalam bahasa Kek), tapi juga dikenal dengan sebutan choi pan (bahasa Hokkian). Bentuknya seperti kue pastel berukuran kecil, lapisan kulitnya lembut, tipis, dan berwarna putih. Disajikan hangat dengan serpihan bawang putih goreng yang ditaburkan di bagian atasnya.
Selengkapnya...Pasar Gede adalah satu tempat yang tak pernah tidak dikunjungi setiap bepergian ke kota Solo. Namun ternyata, puluhan kali ke sana, baru kali inilah saya tahu ada toko penjual kopi di pojokan pasar.
Selengkapnya...Dari 23 negara penghasil kopi, Indonesia adalah penghasil kopi ketiga terbesar di dunia setelah Brazil dan Vietnam. Bangga rasanya mengetahui kopi dari negeri ini digunakan Caribou Coffe, salah satu coffeehouse terkemuka Amerika Serikat.
Tampilan irisan lontong dan suwiran ayam yang disajikan dalam piring dengan tumpukan kerupuk tampaknya biasa saja. Lalu apa keistimewaannya?
Rempah-rempah adalah bagian tumbuhan yang beraroma atau berasa kuat yang digunakan dalam jumlah kecil pada masakan. Berguna sebagai pengawet atau penambah rasa pada makanan.
Selengkapnya...Kalau ditanya apa olahan tempe favorit? Jawaban saya ada tiga: tempe goreng, tempe mendoan, dan kering tempe. Di antara ketiganya, tempe goreng adalah hasil olahan paling sederhana. Cukup direndam air garam dan bawang putih yang ditumbuk kasar, sesaat sebelum digoreng. Hhmmm... sedap!
Selengkapnya...Pasar adalah salah satu tempat yang menarik untuk difoto. Namun di pedalaman Papua hal ini agak sulit dilakukan. Sebelum berangkat ke Wamena, banyak yang berpesan agar saya berhati-hati bila mengambil foto-foto di pasar, kalau apes bisa dimintai uang biru (Rp50.000) atau uang merah (Rp100.000). Tapi penjelasan pemandu perjalanan di sana agak menenangkan hati, ternyata boleh saja kalau mengambil foto suasana pasar, khusus untuk barang dagangan dan penjualnya, sebaiknya minta izin dulu.
Selengkapnya...Rumah berarsitektur kuno dengan lampu-lampu menyala terang ini cukup menarik perhatian. Sebuah papan tulis lipat dipasang di dekat pagar, bertuliskan 'MELTING POT Eatery & Coffee'. Tapi kalimat 'kopi tubruk nusantara'-nya memang sangat menarik hati.
"Wisata kuliner selain menikmati makanan dan minuman khas suatu daerah, juga sebagai 'pintu' bagi wisatawan untuk memahami adat istiadat, sejarah, serta tempat wisata di daerah tersebut. "
Maman Suherman bersuara di seminar 'Patali Day: Meraih Untung dari Bisnis Wisata Kuliner melalui Pasar Rakyat' dalam rangkaian acara Gelar Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Budaya, awal Agustus 2015 lalu. Bukan sebagai pembicara, namun tetap saja penting untuk didengar.
Lumpia (lunpia) berasal dari Hokkian, negeri Tiongkok. Panganan yang berbentuk gulungan lapisan tepung yang tipis ini berisi sayuran, daging, dengan aroma bumbu rempah.
Berada di semenanjung utara Sulawesi, Hulondalo sudah dikenal sejak 400-an tahun yang lalu oleh para pedagang dari Ternate, Buton, Bugis, Papua, bahkan Arab dan Tiongkok. Bukan saja kaya akan hasil bumi, daerah yang kini dikenal dengan Gorontalo ini juga kaya dengan beragam masakannya yang sedap tiada tara.
Selengkapnya...Apakah kalian mau makan pempek? Kontan semua peserta #NIDTrip_Cilacap berseru, "Mauuu!" Jauh-jauh ke Cilacap (Jawa Tengah) kok, makanannya pempek juga? Sebenarnya sah-sah saja, apalagi Cilacap berada di pesisir pantai selatan Jawa yang tak pernah kekurangan ikan segar hasil nelayan melaut.
Selengkapnya...Kios kecilnya berada di sisi jalan Tubagus Ismail raya, dekat pintu masuk dipajang sebuah gerobak dengan kaca yang bertuliskan Kupat Tahu Singaparna, Pindahan Simpang Dago.
Selengkapnya...Tak hanya resep yang tepat untuk mendapatkan makanan yang lezat, tapi ada aturan cara membuat. Dan ternyata untuk beberapa jenis makanan, kesabaran ekstra adalah 'bahan' yang mutlak dibutuhkan.
Selengkapnya...Siapa pun boleh berkomentar tentang makanan, tak terkecuali Maman Suherman yang lebih dikenal dengan julukan Kang Maman, seorang wartawan dan konsultan kreatif. Apa katanya tentang kuliner tradisional?
Sejarawan JJ Rizal bercerita tentang sejarah kuliner Indonesia. Dari 'secuil' cerita terungkap bahwa kuliner tak melulu tentang rasa, karena selalu ada cerita di baliknya.
Resep ini menggunakan 34 bumbu rempah asli Indonesia. Kecuali daging, semua bahan memakai takaran 'secukupnya'. "Kalau tak semua bumbu dipakai pun tak jadi masalah. Saya hanya sekedar menunjukkan betapa kayanya rempah negeri ini," kata Chef Bara Patirajawane.
Makanan ini kondang di kalangan jawara dan orang gedongan Betawi tempo dulu yang selalu dihadirkan sebagai menu wajib dalam tradisi 'nyorong' untuk mengikat silaturahim warga Betawi menjelang Ramadhan atau Lebaran. Zidan (Junior Master Chef Indonesia) pun memberikan resepnya. Mau coba?
Kue tradisional khas Sulawesi Barat ini, juga menjadi kue khas di Gorontalo dengan nama popaco atau tobu'u. Sementara di Manado, namanya adalah kue lampu-lampu. Kue serupa ternyata juga ada di Riau, dikenal dengan nama kue Pelita sama seperti di Makassar.
Nasi kuning adalah salah satu pilihan sarapan di Manado, Sulawesi Utara. Yang dihidangkan dengan porsi 'menggunung', komplit dengan aneka lauknya. Seperti yang bisa ditemui di rumah makan nasi Kuning Saroja.
Selengkapnya...Di mana tempat ngopi-ngopi asik di Manado? Jawaban yang didapat hampir sama: Jarod (pakai d) singkatan dari Jalan Roda. Di sinilah pusat kedai kopi tradisional.
Selengkapnya...Jalan Wakeke yang berada di pusat kota Manado, sengaja dijadikan kawasan wisata kuliner. Belasan rumah makan menyediakan menu yang hampir sama, tinutuan.
Selengkapnya...Asap mengepul dari pembakaran di deretan kedai-kedai di jalan Bethesda, Sario. Di sanalah kawasan bila Anda ingin mencicipi beragam kuliner non-halal di Manado yang buka 24 jam. Hampir di setiap kedai menyediakan beragam olahan daging babi. Pelanggan yang datang pun tinggal memilih dari wada-wadah yang diletakkan berjajar di dalam etalase kaca.
Selengkapnya...Ada tempat sarapan enak di Bitung, kota pelabuhan di tepi selat Lembeh, Sulawesi Utara. Tapi jangan datang kesiangan, kalau tak mau kehabisan.
Selengkapnya...Sejak beradad-abad yang lalu, Bitung sudah menjadi tempat berlabuh nelayan-nelayan dari Tonsea, Sangihe, Talaud, Minahasa, dan Maluku, menjadi tempat berlindung para nelayan kala badai menerjang.
Selengkapnya...Perjalanan hari #2, tim Ekspedisi Warisan Kuliner sudah berada di Jailolo. Sejak kaki menginjakkan kaki di dermaga, saya, @arieparikesit, dan @bett3r serentak bertanya, "Icip-icip apa kita sekarang?" Yuk, ke pasar tradisional.
Selengkapnya...Sejak 2014, ibu Faudjia Madjid dari desa Guaemaadu, Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara memroduksi sambal roa dan sambal kenari. Memberdayakan para mama (sebutan untuk ibu-ibu) di sekitar rumah beliau untuk turut serta. Walaupun dalam skala rumahan, proses sterilisasi pun dilakukan pada botol-botol yang dipergunakan sebagai wadah, karena standart kebersihan tetap jadi nomor satu.
Selengkapnya...Di perjalanan hari #2, saya, @arieparikesit, dan @bett3r berkunjung ke Kampoeng Boedaja di Desa Akelamo, Sahu Timur, Jailolo. Ditemani bapak Richard Hontong dan beberapa penduduk setempat, tim Ekspedisi Warisan Kuliner disuguhi demo masak beberapa makanan tradisional.
Selengkapnya...Perjalanan hari #2 tim Ekspedisi Warisan Kuliner di Jailolo, Maluku Utara. Dijamu makan siang oleh ibu Faudjia Hamid, pemilik homestay pertama di Jailolo. Meja makannya dipenuhi piring hidangan dari ujung ke ujung, dan kami dipaksa untuk menghabiskan semuanya. Ini yang namanya makan siang sampai pingsan!
Salah satu jadwal hari #2 tim Ekspedisi Warisan Kuliner adalah ikut dalam horrom sasadu, yaitu makan malam adat di rumah adat suku Sahu di desa Gamtala, Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara. Makan malam yang dipimpin oleh tetua adat bapak Thomas Salasa ini awalnya terasa sakral, berlangsung akrab, dan berakhir kenyang!
Selengkapnya...
Pengalaman hari #1 di Ternate, Maluku Utara. Menjadi tim Ekspedisi Warisan Kuliner bareng @arieparikesit dan @bett3r. Ekspedisi sudah dimulai sejak keluar dari bandara Sultan Babullah. Begitu mobil datang. Langsung cuuus! Siap-siap bakal banyak makan... Apa yang perlu disiapkan? Membagi 'ruang' di perut!
Selengkapnya...Sebuah tradisi pesta di Flores lekat dengan sopi, —minuman tradisional yang mengandung alkohol cukup tinggi. Tak hanya 2-3 botol tapi berliter-liter sopi disediakan untuk mengundang para tamu. "Trada sopi, seng pesta namanya.... "
Selengkapnya...