Home >>Blog >Icip-icip Kuliner

Terry Endropoetro's avatar

Makan Malam di Sasadu Suku Sahu

Salah satu jadwal hari #2 tim Ekspedisi Warisan Kuliner adalah ikut dalam horrom sasadu, yaitu makan malam adat di rumah adat suku Sahu di desa Gamtala, Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara. Makan malam yang dipimpin oleh tetua adat bapak Thomas Salasa ini awalnya terasa sakral, berlangsung akrab, dan berakhir kenyang!

SAYUR KASBI SANTAN
Sayur kasbi santan adalah daun kasbi (singkong) yang dimasak dengan santan. Bercita rasa gurih dan pedas dengan bumbu bawang merah, bawang putih, cabai rawit, cabai keriting, daun salam, lengkuas, dan kenari sangrai. Dimasak dengan waktu yang cukup lama agar daun menjadi lembek.

BIA BUMBU PANIKI
Bia adalah sejenis kerang yang banyak ditemui di sungai sekitar hutan bakau. Sebelum direbus bia dikeluarkan dari cangkangnya dan dicuci bersih. Lalu ditumis dengan bumbu bawang merah, bawang putih, cabai rawit, cabai keriting, kunyit yang sudah dibakar, jahe, kenari atau kemiri, dan serai. Dimasak dengan santan gula, dan garam. Makanan ini bertekstur kenyal, dengan cita rasa pedas dan gurih sedap.

IKAN BAKAR DABU-DABU
Pada bagian atas ikan bakar yang dihidangkan dilumuri sambal dabu-dabu yaitu bawang merah, rica (cabai kecil), cabai keriting, tomat, yang ditumbuk halus. Bagi Anda penggemar pedas, di sini surganya.

IKAN BAKAR COLO-COLO
Bagian buntut ikan cakalang bakar dengan ukuran yang cukup besar dan lapisan daging yang tebal ini dihidangkan dengan sambal colo-colo ‐irisan bawang merah, cabai rawit, cabai keriting, tomat, dan air perasan lemon cui‐ di bagian atasnya. Rasanya pedas dan asam menyatu dengan daging ikan yang manis.

IKAN PANGGANG JAWA
Disebut begitu karena salah satu bumbunya adalah gula jawa, yang dicampur dengan bawang putih, cabai, merica, dan kecap. Dilumuri terus menerus pada badan ikan selama dipanggang hingga tampilan ikan menjadi hitam legam dengan lapisan bumbu yang tebal. Bagian kulitnya manis, sedangkan bagian dagingnya lembut dan gurih. Tapi terus terang untuk mengambil fotonya agak sulit, karena tampilannya sungguh tidak menarik ha... ha... ha... ha....

NASI KEMBAR
Nasi kembar adalah sebutan untuk nasi bakar bambu, berbentuk dua gulungan nasi berdempetan dalam satu daun pisang. Proses pembuatannya sangat unik, dimulai dengan menyiapkan daun pisang utuh yang masih lengkap dengan tulang daunnya. Setiap daun pisang diukur agar sama panjang dengan ruas bambu yang sudah disiapkan.
Daun dibersihkan dan dibentangkan di atas meja. Dengan kedua belah tangan beras yang sudah dicuci bersih, dikeluarkan melalui sela-sela telapak tangan membentuk garis memanjang dari ujung ke ujung di salah satu helai daun pisang, bentuk yang sama dibuat sejajar di helai lainnya. Kemudian masing-masing helai daun pisang digulung ke arah tulang daun, membentuk dua buah gulungan yang menyatu di tengah, persis seperti sedang membuat sushi roll.
Salah satu ujung dilipat menahan beras agar tidak tumpah saat dimasukkan ke dalam buluh bambu, kemudian lubang bagian atas disumpal rapat dengan daun pisang. Bambu-bambu yang sudah terisi beras diletakkan berjajar dalam posisi miring di atas bara api. Selama proses pembakaran berlangsung, bambu diputar-putar agar beras matang merata.

Sayangnya ada beberapa makanan khas Jailolo yang tak sempat kami cicipi, antara lain:

BOKO-BOKO
Terbuat dari singkong yang diparut dan dihaluskan, dicampur dengan suwiran daging ikan, kelapa parut, garam, dan gula. Dimasak dengan cara dibakar di dalam bambu. Setelah matang, bambu dibelah agar tak merusak bentuk boko-boko yang padat memanjang. Saat dihidangkan boko-boko dipotong menjadi potongan-potongan kecil. Konon makanan ini bercita rasa gurih, dengan tekstur lembut kelapa parut dan remahan daging ikan di dalamnya.

SATE JANTUNG PISANG
Terbuat dari irisan jantung pisang yang dicampur telur, terigu, dan garam. Dibentuk bulat-bulat dan ditusukkan ke batang bambu, dan dibakar di atas api. Disantap dengan bumbu kacang layaknya seperti menyantap sate daging sapi.

SOGILI TOOUW
Berupa daging belut yang dipotong kecil-kecil, dengan bumbu bawang merah, bawang putih, cabai keriting, dan garam. Juga irisan tomat, irisan daun kunyit, pandan, dan daun jeruk. Dimasak dalam bambu dan dibakar hingga matang merata.

SABETA
Ulat sagu yang rata-rata berukuran sebesar ibu jari, dilumuri air perasan lemon cui dan garam. Ditusuk ke batangan bambu, layaknya seperti sate kemudian dibakar. Konon katanya rasanya gurih. Makanan ini belum tentu bisa dinikmati setiap hari, karena ulat sagu didapat dari sisa-sisa pohon sagu yang sudah beberapa minggu ditebang.


Comments (1)

Topic:
Sort
0/5 (0)
Facebookdel.icio.usStumbleUponDiggGoogle+Twitter
Gravatar
Probo Dwijanti says...
Ceritanya menarik sekali. bu Terry. seruuuu.Foto-fotonya jelas dan membuat ngiler..Kami akan meneruskan cerita ini ke anak dan murid-murid TK Kembang. Semoga suatu hari nanti kami bisa berkunjung ke Jailolo...
Terima kasih bu Terry...

Add Comment

* Required information
(never displayed)
 
Bold Italic Underline Strike Superscript Subscript Code PHP Quote Line Bullet Numeric Link Email Image Video
 
Smile Sad Huh Laugh Mad Tongue Crying Grin Wink Scared Cool Sleep Blush Unsure Shocked
 
2000
 
Notify me of new comments via email.