Home >>Blog >Iklan Moral

Terry Endropoetro's avatar

Laut Bukan Tempat Sampah

Sambil mendengarkan ocehan sekelompok mahasiswa tentang serunya mereka ber-snorkeling dan bersenang-senang menghabiskan liburan. Tiba-tiba saja 'pluk'! Ada bekas bungkus makanan ringan mengenai kepala saya dan mendarat di pangkuan.

Minggu siang itu saya dan beberapa teman berada di buritan geladak kapal kayu, di bagian atap yang terbuka kapal penyeberangan dari pulau Pramuka, Kepulauan Seribu menuju Jakarta hari Minggu yang dipenuhi penumpang.

Sekelompok mahasiswa yang duduk bergerombol tak jauh dari kami asik bercerita, salah satunya merogoh kantong, mengeluarkan rokok dan membuang bungkusnya ke laut. Beberapa orang mulai membuka camilan berupa makanan ringan yang kemudian dibagi-bagi di antara mereka. Bungkusan yang tak lagi ada isinya diletakkan begitu saja di atas dek. Dibiarkan tertiup angin lalu jatuh ke laut. Saya mulai menggerutu melihat tingkah mereka. Tiba-tiba saja 'pluk' ada bekas bungkus makanan ringan mengenai kepala saya dan mendarat di pangkuan.

"Sembarangan banget," kata teman di sebelah sambil memungut bungkus bekas makanan tadi lalu memberikannya pada orang di sebelah, "Mas, minta tolong kembalikan sampah ini ke mbak yang pakai baju merah. Ini tadi punya dia." Melalui beberapa orang, akhirnya, bekas bungkus makanan dan pesan pun sampai kepada si mbak berbaju merah, yang kemudian mendadak salah tingkah.

Perlu diakui banyak penduduk di pulau-pulau kecil tak hirau soal sampah. Mungkin bingung juga mereka, dimana membuang sampah di pulau kecil yang lahan tanahnya pun terbatas. Jadi sampah hanyalah sampah, barang sisa yang boleh dibuang di mana saja. Menyangkut di dermaga, di pantai sekeliling pulau, dan menghilang terbawa arus. Keesokan harinya ada lagi timbunan sampah-sampah baru, sampah-sampah di laut kembali datang dibawa arus lalu menyangkut di sekeliling pulau. Terus saja begitu...

Bayangkan berapa banyak sampah yang terbawa arus, berapa banyak pula yang tersebar di laut. Jangan kira karena luasnya lalu kita sebagai wisatawan berhak membuang sampah ke laut. Sudah banyak berita banyak hewan laut yang mati karena sampah plastik dan sampah-sampah lain yang terbawa arus laut. Masih juga tak peduli dan menganggap remeh hal tersebut?

Bermula dari hati, pada 2012 desain pun dibuat dan dicetak dalam bentuk stiker. Bekerja sama dengan Dolphin Ecotourism dan Asosiasi Jasa Wisata Kepulauan Seribu, stiker pun ditempel di kapal-kapal penyeberangan pulau Tidung, Pramuka, Tidung, dan Harapan. Semoga yang melihat tergerak dan sadar akan pesan yang disampaikan. █


Comments

No comments yet.

Add Comment

* Required information
(never displayed)
 
Bold Italic Underline Strike Superscript Subscript Code PHP Quote Line Bullet Numeric Link Email Image Video
 
Smile Sad Huh Laugh Mad Tongue Crying Grin Wink Scared Cool Sleep Blush Unsure Shocked
 
2000
 
Notify me of new comments via email.